Duh! Sri Mulyani Masih Anggap China Ancaman Ekonomi RI

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
Selasa, 14/12/2021 11:34 WIB
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati masih menempatkan kondisi China sebagai risiko atas pemulihan ekonomi Indonesia. Walaupun China sudah memberikan sinyal adanya perbaikan pada perekomiannya.

Hal ini disampaikan Sri Mulyani dalam sosialisasi undang-undang nomor 7 tahun 2021 tentang harmonisasi peraturan perpajakan (HPP) kepada pengusaha, seniman dan influencer di kantor pusat DJP, Selasa (14/12/2021).


"China sebagai ekonomi terbesar kedua dunia, sedang alami kondisi di mana evergrande mengalami gagal bayar. Di sisi lain pemulihan ekonomi disertai kenaikan harga komoditas dan kenaikan permintan melonjak secara cepat disertai sisi supply baik dari sisi tenaga kerja maupun distribusi dan transportasi. Kontainer langka atau letaknya tidak ditempat diharapkan. supply distruption terjadi dimana-mana," paparnya.

Ancaman yang harus diwaspadai selain itu adalah lonjakan inflasi pada negara-negara maju, antara lain Amerika serikat (AS) dan Jerman. Inflasi AS tembus 6% atau tertinggi dalam 30 tahun terakhir, dan Jerman juga melonjak 4%.

Kondisi tersebut tentu akan direspons melalui kebijakan moneter oleh pemerintah dan bank sentral setempat. Baik melalui pengurangan stimulus maupun kenaikan suku bunga acuan.

"Kebijakan dari otoritas terutama moneter di negara maju AS, Eropa timbulkan imbasan ke berbagai belahan dunia termasuk Indonesia," imbuhnya.

Pandemi covid mungkin saja mereda, akan tetapi negara bisa pulih seperti sebelumnya butuh proses yang tidak mudah. Indonesia, menurut Sri Mulyani juga patut bersiap.

"Pemulihan ekonomi tidak berjalan mulus dan mudah, banyak kerikil perlu kita waspadai," terang Sri Mulyani.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Beijing Ngamuk, Warga China Direkrut CIA