Banyak 'Apartemen Hantu' di Jakarta, Pengembang Injak Rem!
Jakarta, CNBC Indonesia - Okupansi apartemen sewa atau servis di DKI Jakarta tengah anjlok parah hingga akhir tahun ini. Hal ini memunculkan fenomena 'apartemen hantu' alias banyak tak berpenghuni.
Dalam merespons fenomena ini banyak pengembang menunda penyelesaian apartemen sewa atau servis. Sebab okupansi rata-rata saat ini saja hanya 40-50%, artinya separuh unit-unit dalam satu gedung apartemen kosong tanpa penyewa.
Senior Research Advisor Research & Consultancy Knight Frank, Syarifah Syaukat mengatakan penundaan pembangunan apartemen sewa atau servis kebanyakan berasal dari kawasan CBD.
"Apartemen baru yang menunda penyelesaian pembangunan dan masuk pasar, sebagian besar berlokasi di CBD, jika dilihat dari komposisi memang CBD menjadi wilayah dengan sebaran purpose built rental apartment terbesar sampai tahun 2024," kata Syarifah melalui keterangan tertulis kepada CNBC Indonesia, Kamis (9/12/2021).
Dia menjelaskan secara umum okupansi masih mengalami pelemahan sejak tahun lalu, untuk apartemen sewa servis maupun non-servis. Sementara pada Q4 ini kondisinya masih stagnan.
"Secara umum dari lima tahun ke belakang, okupansi di tengah pandemi yang paling dalam. Secara umum performa apartmen sewa challenging di tahun ini. meski terbilang ada pergerakan meski masih lemah dari awal pandemi," katanya.
Untuk apartemen yang sudah terbangun yang mengalami pelemahan hunian paling dalam terdapat di wilayah non - CBD. Hal ini karena dari rekam jejak performa okupansi apartemen di wilayah CBD dan prime non - CBD masih yang menjadi favorite hingga saat ini.
Mengutip Riset Knight and Frank 2020 semester - I lalu rata-rata okupansi untuk service mencapai 60% baik apartemen servis maupun non service, capaian itu turun mencapai 12% dari tahun Semester - II 2019 sebelum pandemi.
(hoi/hoi)