Dear PNS, Ada Pesan Penting Nih dari Bu Sri Mulyani!
Jakarta, CNBC Indonesia - Korupsi masih menjadi kekhawatiran Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hingga saat ini. Maka dari itu dirinya meminta jajaran birokrat agar ikut memperkuat budaya anti korupsi agar tidak terinfeksi penyakit berbahaya tersebut.
Pondasi utama, kata Sri Mulyani adalah integritas. Di mana di dalamnya meliputi akuntabilitas, kompetensi dan etika serta tidak korupsi.
"Integritas identik dengan kehormatan dan harga diri anda. Kalau anda punya kehormatan, maka itu harta yang paling berharga, tidak selayaknya dikompromikan," ungkap Sri Mulyani dalam Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia Kementerian Keuangan (Hakordia Kemenkeu), secara virtual, Rabu (8/12/2021)
Akuntabilitas, Sri Mulyani menjelaskan hal tersebut bukan hanya soal laporan keuangan pertanggungjawaban dan juga legalistik. Namun juga ketepatan dalam pengambilan keputusan. "Saat gunakan resources maka harus sadar itu uang negara, juga harus akuntable," jelasnya.
Selanjutnya adalah kompetensi. Bagi bendahara negara tersebut, kompetensi sangat dibutuhkan agar tujuan bisa tercapai. Sehingga meskipun tidak korupsi, persoalan kompetensi harus diperhatikan dengan serius.
"Ini penting, kita sering lupa, tidak korupsi tapi mungkin juga tidak mencapai cita-karena tidak kompeten, jadi gagal," ujarnya.
Hal yang juga patut disadari adalah empati. Birokrat harus memiliki rasa empati karena memegang amanah dari masyarakat. "Sikap dan pemahaman kalau membuat keputusan tidak boleh adanya konflik kepentingan," imbuhnya.
"Jadi integritas itu terlihat setiap hari. Apa cara berpikir apakah menyatu dalam merasakan dan muncul dalam tindakan dan ucapan," papar Sri Mulyani.
Perbaikan internal harus terus dilakukan setiap waktu. Capaian yang baik saat ini bukan berarti tanpa risiko. Bila ada jajaran yang terlibat korupsi, Sri Mulyani menyebutnya sebagai pengkhianatan.
"Tentu kita kecewa kalau di jajaran kita masih ada yang korupsi itu adalah pengkhianatan. Pasti kita marah dan kecewa tapi tak boleh larut dalam hal itu, apa yang salah dan bagaimana memperbaikinya," tegasnya.
(mij/mij)