
Menkeu: Pertamina Jadi Pilar Capai Target Net Zero Emission

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai PT Pertamina (Persero) dapat menjadi pilar pencapaian nol emisi karbon atau Net Zero Emissions yang ditargetkan Pemerintah Indonesia pada 2060.
"Sebagai perusahaan energi, Pertamina mempunyai tanggung jawab besar untuk menjadi pilar mencapai net zero emissions," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (8/12/2021).
Menurut Sri Mulyani, target net zero emissions memakai prinsip keterjangkauan dan adil. Artinya, penghasil emisi karbon mempunyai tanggung jawab lebih besar dibandingkan lainnya.
Sementara sektor energi mempunyai kontribusi sebagai penurun emisi karbon, dan nomor dua setelah sektor forestry and other land use (FoLU). Untuk memenuhi target penurunan emisi sebesar 41% pada 2060, lanjutnya, sektor FoLU ditargetkan menurunkan emisi sebesar 700 juta ton CO2e dengan biaya Rp 90 Triliun. Sementara itu, sektor energi dengan kontribusi menurunkan 450 juta ton CO2e membutuhkan dana hingga Rp 3.500 triliun.
"Sangat jauh berbeda. Energi adalah sektor yang very expensive and costly, tapi penting buat rakyat dan penting untuk menurunkan C02 dengan peran nomor dua setelah FoLU," kata Sri Mulyani.
Ia menambahkan, Kementerian Keuangan akan mendukung upaya mengatasi perubahan iklim, termasuk mencapai target net zero emissions.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan, Indonesia telah menetapkan penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor energi sebesar 314 juta CO2e dengan upaya sendiri dan 466 juta ton CO2e dengan bantuan internasional. Pada 2020, total emisi energi Indonesia mencapai 586,8 juta ton CO2e.
"Kami berharap dengan implementasi dan strategi menuju net zero emissions dapat menekan emisi sektor energi menjadi hanya 401 juta ton CO2e pada 2060. Sedangkan, apabila kita tidak melakukan apapun atau business as usual, maka emisi sektor energi diperkirakan mencapai 2.039 juta ton CO2e," katanya.
Menurut dia, Indonesia telah berkomitmen menurunkan emisi lebih cepat bagi pencapaian target net zero emissions. Salah satu upaya yang dilakukan, yakni pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), baik dalam bentuk PLTS Skala Kecil, PLTS Terapung, dan PLTS Skala Besar.
"Atas nama Kementerian ESDM, kami mengapresiasi Pertamina yang sudah memulai pemanfaatan PLTS baik melalui program Green Energy Station di SPBU, pemasangan di gedung kantor maupun fasilitas lainnya. Untuk itu, kami berharap Pertamina dapat terus meningkatkan kinerja, berinovasi, serta senantiasa beradaptasi terhadap perkembangan zaman untuk bisa terus berperan aktif dalam mewujudkan agenda besar menuju Indonesia maju yang menerapkan green economy, green technology, dan green product," ujarnya.
Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) Pertamina Iman Rachman mengatakan, sebagai perusahaan energi nasional dan badan usaha milik negara terbesar, Pertamina siap memimpin transisi energi dan pengurangan emisi sektor energi di Indonesia.
"Untuk mendukung Indonesia mewujudkan net zero emissions tersebut, Pertamina telah menargetkan untuk menurunkan emisi karbon hingga 81,4 juta ton CO2e pada 2060," katanya.
Menurutnya, Pertamina telah mempersiapkan transisi energi melalui Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2020-2024 dengan target menurunkan emisi CO2 sebesar 29% pada 2030. Hingga 2020, Pertamina telah memberikan kontribusi penurunan emisi sebesar 27,08% dari baseline pada 2010 atau cukup signifikan dibandingkan dengan target nasional sebesar 26%.
"Beberapa upaya Pertamina dalam menurunkan emisi, antara lain dengan memanfaatkan flare gas, implementasi energy efficiency, fuel gasification, dan juga aktivitas lainnya seperti komersialisasi venting CO2 di subholding dan anak perusahaan Pertamina," papar Iman.
Ia menambahkan, aspirasi Pertamina dalam penerapan energi hijau dan berkelanjutan diterjemahkan ke dalam delapan pilar transisi energi, antara lain meningkatkan spesifikasi kilang Pertamina untuk menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan; pengembangan lebih lanjut bioenergi dalam bentuk biomassa dan bioetanol; mengoptimalkan potensi dan meningkatkan kapasitas panas bumi terpasang; dan pengembangan green hydrogen.
Di samping itu, Pertamina juga mengambil peran strategis dalam produksi dan pengembangan ekosistem baterai di Indonesia.
"Kami juga berkomitmen untuk memperkuat gasifikasi terintegrasi, membantu pelanggan kami di sektor transportasi, rumah tangga, dan industri untuk mengurangi emisi. Di bidang pembangkit listrik, kami terus meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan serta rendah karbon yang memungkinkan kami mengurangi jejak karbon," katanya.
Upaya pemanfaatan carbon capture, utilization, and storage (CCUS) untuk memanfaatkan karbon dalam peningkatan produksi beberapa ladang minyak dan gas juga menjadi fokus m penerapan energi hijau.
Upaya lain yang dilakukan untuk mengurangi emisi dari kegiatan operasi dan produksi, lanjut Iman, termasuk memanfaatkan gas suar dan program Langit Biru untuk mendorong masyarakat menggunakan bahan bakar rendah emisi karbon.
Iman juga mengatakan, meski di tengah pandemi Covid-19 dan menghadapi triple shock, yakni penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi BBM di dalam negeri, serta pergerakan nilai tukar dolar yang berdampak pada rupiah, Pertamina kembali mencatat sebagai perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar Fortune Global 500 pada 2021.
"Dengan nilai revenue perusahaan sebesar USD 41,47 miliar di tahun buku 2020, Pertamina berhasil menempati posisi 287 dalam Fortune Global 500 tersebut," ungkapnya.
Ia menegaskan, Pertamina akan memperkuat komitmen untuk mencapai visi perusahaan dan aspirasi pemegang saham dalam rangka transformasi menuju perusahaan global energi terdepan dengan target nilai pasar USD 100 miliar pada 2024 sekaligus melanjutkan agenda utama transisi energi ke depan. Transformasi melalui restrukturisasi holding dan subholding yang sudah berjalan merupakan langkah strategis untuk mampu beradaptasi dengan perubahan ke depan.
"Pertamina harus bergerak lebih lincah, cepat, serta efektif untuk penguatan bisnis eksisting dalam mengelola dan menyediakan energi bagi kepentingan masyarakat hingga pelosok negeri maupun untuk berlari kencang melakukan pengembangan bisnis yang lebih luas, terutama di bidang energi baru dan terbarukan," ujarnya.
"Inovasi berbasis teknologi akan dilakukan di holding maupun subholding yang telah dibentuk untuk beroperasi menjalankan bisnisnya dengan optimal. Digitalisasi serta research and development menjadi kunci kesuksesan sebuah perusahaan kelas dunia di tengah tantangan perubahan landscape bisnis secara global," lanjut Iman.
"Untuk meningkatkan wawasan bersama terkait inovasi teknologi dan bisnis, serta untuk memicu diskusi di tingkatan strategis, kami menghadirkan Pertamina Energy Webinar Tahun 2021 dengan mengusung tema Energizing Your Future," pungkasnya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Tegaskan Komitmen dan Upaya Capai Netral Karbon