
Energi Hijau Dipatok Naik 2x di 2025, Apa Upaya Konkretnya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah punya target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025 mendatang. Namun sampai dengan tahun 2020, capaiannya baru 11,2%.
Melihat capaian yang baru setengahnya, artinya perlu upaya konkret agar target tersebut benar-benar bisa dicapai.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial pun angkat bicara mengenai hal ini.
Dia menyebut bahwa total emisi di sektor energi pada 2020 sebesar 587 juta ton CO2, di mana emisi terbesar disumbang dari tiga sektor yakni pembangkit listrik energi fosil, transportasi, dan industri.
Menurutnya, dengan target netral karbon pada 2060, maka bisa menekan emisi dari sektor energi hingga 400 juta ton. Jika tidak melakukan apapun, maka emisi sektor energi akan naik menjadi 2.000 juta ton.
"Sampai tahun 2020 bauran EBT baru 11,2%, masih perlu upaya konkrit terencana di target 23% pada tahun 2025," ungkapnya dalam acara Pertamina Energy Webinar, Selasa (07/12/2021).
Ego menjabarkan, peta jalan strategi netral karbon 2021-2060 dilakukan dengan pemensiunan (retirement) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara secara bertahap, mendorong pemanfaatan kompor listrik. Lalu, menghentikan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG), mendorong pemanfaatan energi terbarukan, khususnya dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
"Kendaraan listrik berbasis baterai dan pengembangan interkoneksi smart grid, smart meter," lanjutnya.
Percepatan pembangunan pembangkit energi terbarukan akan fokus pada pembangkit tenaga surya dan angin. Dua sumber energi ini menurut Ego dipilih karena potensinya besar dan waktu yang dibutuhkan untuk konstruksi lebih cepat.
"Pengembangan infrastruktur jaringan gas bumi terintegrasi mendukung penggunaan pembangkit listrik gas, sebagai penyeimbang pasokan sampai pembangkit EBT bisa penuhi demand," paparnya.
Lebih lanjut Ego mengatakan Indonesia telah menetapkan Nationally Determined Contribution (NDC) dalam penurunan emisi gas rumah kaca. Energi akan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon sebesar 314 juta ton dengan upaya sendiri.
"446 juta ton dengan upaya bantuan internasional, Indonesia mau turunkan emisi," tuturnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramalan Minyak dan Batu Bara Bakal 'Kiamat' Gak Main-Main
