Nasib Bandara Baru Yogya Rp 12 T Masih Sepi, Jauh dari Target

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
06 December 2021 20:00
New Yogyakarta International Airport (NYIA) (BKIP. Kemenhub/Arya Manggala)
Foto: New Yogyakarta International Airport (NYIA) (BKIP. Kemenhub/Arya Manggala)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bandara Yogyakarta International Airport di Kulon Progo dikabarkan sepi dari penumpang sejak dioperasikan Agustus 2020 lalu. Saat mulai beroperasi, bandara senilai Rp 12 triliun ini berada pada kondisi Indonesia memutuskan status pandemi karena virus corona.

Pandemi Covid - 19 melanda sejak 2020 berdampak terhadap penurunan drastis penumpang di penumpang 15 bandara Angkasa Pura Airports. Sebagai gambaran pada 2019 lalu lintas penumpang mencapai 81,5 juta orang, ketika pandemi melanda turun menjadi 32,7 juta orang di 2020, dan diprediksi 2021 ini hanya 25 juta penumpang.

"Pandemi Covid - 19 melanda pada saat Angkasa Pura Airports tengah dan telah melakukan pengembangan berbagai bandaranya yang berada dalam kondisi lack of capacity," kata Direktur Utama Angkasa Pura Airports Faik Fahmi, Senin (6/12/2021).

PTS General Manager YIA, Agus Pandu Purnama mengatakan awalnya target penumpang untuk bandar ini mencapai 10 juta orang per tahun, namun adanya pandemi membuat jumlah penumpang menurun drastis atau jauh dari targer.

"Kemampuan menjalankan operasional YIA terhambat pandemi, sehingga mengalami kerugian yang besar, bisa dibayangkan dari target 10 juta penumpang per tahun, pada 2021 kami hanya dapat 980 atau sekitar 10% dari target," kata Agus kepada wartawan di Kulon Progo, dikutip dari detikcom, Senin (6/12/2021).

Imbasnya YIA harus mengurangi biaya operasional pada tahun depan. Selain itu anggaran operasionalnya juga berkurang menjadi Rp 159 miliar dari Rp 300 miliar.

Sementara Sekretaris Perusahaan AP I Handy Heryudhitiawan, menampik kabar bandara YIA sepi setelah diresmikan tahun lalu. "Hal itu tidak tepat," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Senin (6/12/2021).

Saat ini jumlah penumpang dalam tren meningkat meski masih di bawah target. Dia membeberkan data informasi traffic penerbangan YIA pada November lalu mencapai 167.430 pergerakan penumpang, tumbuh 26% dibandingkan bulan Oktober 2021 yang hanya 132.913 pergerakan penumpang.

"Trafik penumpang sejak Januari - November 2021 tercatat sebesar 1.214.531 pergerakan penumpang. Angka ini lebih tinggi 24 persen dibanding trafik penumpang YIA pada 2020 yang sebesar 996.681 pergerakan penumpang," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Senin (6/12/2021).

Menurut dia, adanya bandara YIA berdampak positif terhadap ekonomi Yogyakarta bagian selatan, khususnya Kulon Progo. Hal tersebut dapat dilihat dari indikator pertumbuhan ekonomi, di mana sebelum 2018, pertumbuhan ekonomi di Kulon Progo hanya berkisar 4 - 5,2 persen

"Dengan adanya YIA, ekonomi di wilayah tersebut melonjak hingga 11,3 persen pada 2020, bahkan melampaui DI Yogyakarta yang hanya 7 persen. Pada 2019, pertumbuhan ekonomi Kulon Progo juga mencapai 10,83 persen dan pada masa pandemi ini pertumbuhan ekonomi Kulon Progo masih bisa positif, salah satunya karena keberadaan YIA," kata Handy.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]

Tags
Recommendation
Most Popular