Internasional

China Mulai Kedatangan Pesaing Baru Proyek 'Jalur Sutra'

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
01 December 2021 20:49
A building of Hong Kong-Zhuhai-Macau bridge Zhuhai port is seen after its opening ceremony in Zhuhai, China October 23, 2018. REUTERS/Aly Song
Foto: Jembatan Terpanjang di Dunia Penghubung Hong Kong-Makau-Zhuhai (REUTERS/Aly Song)

Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa (UE) pada Rabu, (1/12/2021) memutuskan untuk meluncurkan paket mobilisasi dana sebesar 300 miliar euro atau Rp 5.200 triliun untuk pembangunan infrastruktur dunia. Hal ini untuk menandingi proyek Sabuk dan Jalan (OBOR) atau jalur sutra modern yang saat ini telah dilakukan China.

Mengutip AFP, program yang dinamai Global Gateway itu akan dijalankan hingga tahun 2027 mendatang. Untuk pendanaan, UE juga akan menarik dana dari sektor-sektor swasta Benua Biru.

"Global Gateway akan bertujuan untuk memobilisasi investasi hingga 300 miliar euro antara tahun 2021 dan 2027 ... menyatukan sumber daya UE, negara-negara anggota, lembaga keuangan Eropa dan lembaga keuangan pembangunan nasional," kata dokumen lembaga itu.

Kepala UE Ursula von der Leyen menyebut bahwa program itu akan menjadi sebuah roadmap untuk investasi besar dalam pembangunan infrastruktur di seluruh dunia. 

"Kami ingin menjadikan Global Gateway sebagai merek terpercaya yang menonjol karena kualitas tinggi, standar yang dapat diandalkan, dan tingkat transparansi serta tata kelola yang baik," kata Von der Leyen.

"Kami sangat yakin bahwa ini akan memastikan bahwa investasi membuat perbedaan nyata di lapangan. Dan ini dilakukan dengan cara yang berkelanjutan."

Sebelum UE, China meluncurkan strategi investasi OBOR pada 2013. Secara resmi, OBOR bertujuan untuk mengembangkan infrastruktur darat dan laut untuk lebih menghubungkan China ke Asia, Eropa dan Afrika untuk perdagangan dan pembangunan. Hingga tahun 2020, Beijing mengatakan telah menginvestasikan US$ 139,8 miliar ke negara-negara dari Asia, Eropa Timur, hingga Afrika. dalam program ini.

Negara-negara Barat, di sisi lain, menganggap bahwa OBOR menjadi alat bagi China untuk mempengaruhi negara-negara miskin. Mereka mengkritik Beijing karena menghasut negara-negara berkembang untuk mengambil terlalu banyak utang, dan menuduh proses tender rahasia rentan terhadap korupsi.

China sendiri membantah klaim ini dengan berpendapat bahwa mereka menghormati kedaulatan mitranya sambil memberikan pinjaman yang menguntungkan untuk proyek-proyek infrastruktur bersama.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beri Kode ke China, Eropa Larang Impor Produk 'Kerja Paksa'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular