Internasional

Alert.. Pertumbuhan Ekonomi Australia Jeblok Akibat Lockdown

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 01/12/2021 17:45 WIB
Foto: Warga mengunakan baju pelindung diri di bandara Australia. (via REUTERS/STRINGER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Aturan penguncian (lockdown) akibat pandemi Covid-19 menyebabkan ekonomi Australia menyusut 1,9% pada kuartal ketiga. Penurunan ini berbanding terbalik dengan tren pemulihan yang stabil di negara-negara maju lainnya.

Biro Statistik Australia melaporkan kontraksi triwulanan kedua, Rabu (1/12/2021). Ini salah satu kontraksi terbesar dalam catatan dan sejak terjadinya pandemi yang dipicu oleh lockdown berkepanjangan di negara bagian berpenduduk padat.

Kota Sydney, Melbourne dan Canberra dilockdown untuk sebagian kuartal. Hal ini menyebabkan rumah tangga menghabiskan lebih sedikit pengeluaran untuk layanan.


Ada penurunan 21% dalam pengeluaran untuk hotel, kafe dan restoran dan penurunan 40% dalam pengeluaran untuk transportasi.

Penurunan itu tidak sejalan dengan ekonomi negara seperti Kanada, India, Jepang, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa yang mengalami pertumbuhan selama periode tersebut, saat kembali membuka diri untuk bisnis.

Para ekonom telah memperkirakan kontraksi 2,8%, tetapi peningkatan ekspor dinilai menyelamatkan negara, didukung oleh harga batu bara dan gas yang tinggi. Ekonomi secara luas diperkirakan akan bangkit kembali pada kuartal terakhir tahun ini.

"Data ini menunjukkan gangguan signifikan yang disebabkan oleh penguncian di dua negara bagian terbesar, mereka sekarang berada di kaca spion," kata kepala ekonom NAB Alan Oster, dikutip dari AFP.

Oster menambahkan bahwa indikator aktivitas yang lebih baru menunjukkan "rebound yang sangat solid sudah berlangsung".

Reserve Bank of Australia sebelumnya memperkirakan bahwa sementara pemulihan ekonomi tidak merata meski kepercayaan ekonomi telah bertahan dengan cukup baik.

"Dalam skenario utama kami, ekonomi akan tumbuh lagi pada kuartal Desember dan diperkirakan akan kembali ke jalur pra-Delta pada paruh kedua tahun depan," katanya.

Angka-angka terbaru selanjutnya akan meningkatkan kekhawatiran tentang dampak potensial dari varian Omicron. Moody's Investor Service pada Rabu memperingatkan strain baru "menimbulkan risiko baru terhadap pertumbuhan ekonomi global dan prospek inflasi".

Dengan 87% anak di atas 16 tahun sekarang divaksinasi penuh, ada harapan bahwa lockdown lebih lanjut dapat dihindari. Namun kini Australia termasuk di antara negara yang memperketat pembatasan perjalanan setelah penemuan varian baru.

Varian baru virus corona omicron, yang pertama kali dilaporkan salah satu negara di Afrika selatan, kini menjadi kekhawatiran baru dunia di tengah lonjakan kasus Covid-19 di beberapa negara.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga resmi memasukkan omicron menjadi variant of concern atau VOC (varian yang mengkhawatirkan). Omicron dilaporkan memiliki banyak strain atau mutasi dibandingkan varian Alpha, Beta dan Delta dan dianggap sangat menular.


(tfa/tfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurnalis Australia Kena Peluru Karet Saat Siaran