Harga Minyak Goreng & Telur Ayam Naik, Oktober Inflasi 0,37%

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
01 December 2021 12:08
Ratusan warga antre untuk mendapatkan minyak curah kemasan di salah satu pasar di Jakarta, Jumat (26/11/2021). Program yang dilakukan oleh Pasar Jaya berkerja sama dengan Bank DKI berupa Rp. 20.000 ribu subsidi mendapatkan 2 liter + bonus 1 liter minyak curah. Sebelumnya, warga harus menginstal aplikasi Jakone  dan mengikuti persyaratan yang tertera di aplikasi. 
Suherman salah satu pedagang gorengan mengatakan "program ini cukup membantu pedagang dan kaum menengah kebawah dan harganya juga cukup murah" jelasnya. 
Menurut Jeckson Alex Koilam (pimkas PS Jaya) mengatakan "program ini bekerja sama antara PD Pasar Jaya dengan Bank DKI, program ini untuk membantu warga dan membangkitkan geliat ekonomi di PD Pasar Jaya" jelasnya. Sebelumnya, Kementerian Perdagangan memastikan pada 1 Januari 2022 minyak curah tidak boleh lagi diperdagangkan, melainkan wajib menggunakan kemasan. Sehingga produsen ramai-ramai menambah investasi untuk pengepakan. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Penjualan Paket Minyak Goreng Murah (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada November 2021 terjadi inflasi sebesar 0,37% secara bulanan dan 1,75% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kepala BPS Margo Yuwono menyebutkan, inflasi ini meningkat karena ada beberapa komoditas pangan yang alami kenaikan. Di antara sembako yang naik ini, tertinggi adalah kenaikan harga minyak goreng.

"Komoditas yang dominan memberikan andil pada inflasi adalah minyak goreng," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (1/12/2021).

Seperti diketahui, kenaikan harga minyak goreng terasa di seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Bahkan banyak ibu-ibu yang mengeluhkan kenaikan harga minyak goreng yang signifikan di pasaran baik untuk minyak curah maupun minyak kemasan.

Kemudian, produk sembako lainnya yang alami kenaikan harga dan menyumbang ke inflasi adalah telur ayam ras dan cabai merah dengan andil 0,06%. Serta juga komoditas daging ayam ras dengan andil 0,02%.

Selain produk sembako, yang menyumbang ke inflasi di bulan November adalah sektor transportasi sebesar 0,51% dengan andil 0,06%. Inflasi di kelompok ini disebabkan oleh kenaikan tarif angkutan baik laut, udara maupun darat.

Selanjutnya ada juga kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang sebesar 0,14% dengan andil 0,03%. Inflasi kelompok ini disebabkan oleh kenaikan sewa rumah dan kontrakan yang memberikan andil 0,01%.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Ungkap Deretan Masalah Besar Ancam Ekonomi RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular