Fakta-fakta Terbaru Soal Varian Omicron, Lebih Kebal Vaksin?
Jakarta, CNBC Indonesia - Munculnya varian baru Covid-19, Omicron, membuat dunia mulai resah. Pasalnya varian itu diklaim lebih tahan dan lebih kuat dalam menghambat kekebalan dalam diri manusia.
Sejauh ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan varian itu label "varian yang menjadi perhatian". Badan PBB itu menyebut penelitian lanjutan mengenai sikap virus masih harus dilanjutkan.
Lalu bagaimana fakta-fakta terbaru soal virus ini, berikut daftarnya sebagaimana dirangkum CNBC Indonesia.
1. Asal usul
Sampel pertama Omicron atau B.1.1.529 diambil pada 9 November. Saat itu, WHO melakukan penelitian setelah melihat lonjakan tajam kasus Covid-19 di Afrika Selatan.
"Varian baru ini, B.1.1.529 tampaknya menyebar sangat cepat!," Tulio de Oliveira selaku direktur Pusat Respons & Inovasi Epidemi Afrika Selatan, dan seorang peneliti genetika di Universitas Stellenbosch.
2. Hasil penelitian terbaru
Varian itu sendiri membawa ketakutan diakibatkan oleh jumlah mutasi yang dibawanya. Tercatat, ada 32 mutasi pada sisi lonjakan proteinnya. Mutasi pada protein lonjakan ini dapat mempengaruhi kemampuan virus untuk menginfeksi sel dan juga menghambat kekebalan yang diberikan vaksin.
"Sangat, sangat banyak yang harus dipantau karena profil lonjakan yang mengerikan itu," ujar Dr Tom Peacock selaku ahli virologi di Imperial College London, kepada Guardians, Rabu (24/11/2021).
Profesor Christina Pagel, direktur Unit Riset Operasional Klinis di UCL, mengatakan di Twitter B.1.1.529 mungkin memiliki keunggulan signifikan dibandingkan Delta dan C.1.2.. Varian C.1.2. terkait dengan transmisibilitas tinggi.
"Kami tahu bahwa B.1.529 memiliki lebih banyak mutasi daripada varian lain dan memiliki mutasi yang terlihat pada varian lain yang terkait dengan transmisibilitas yang lebih tinggi dan pelepasan kekebalan," tambahnya. "Jumlah dan jenis mutasilah yang mengkhawatirkan para ahli virologi dan imunologi".
Meski masih dalam pemantauan, CEO produsen vaksin Covid, Moderna, Stephane Bancel mengatakan bahwa vaksin yang beredar saat ini dirasa kurang efektif terhadap varian baru tersebut.
"Tidak ada di dunia, saya pikir di mana (efektivitas) berada di tingkat yang sama...seperti yang dimiliki Delta," ungkap Bancel dikutip dari Reuters, pada Selasa (30/11/2021).
3. Data kematian akibat Omicron.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut hingga saat ini belum ada laporan kematian akibat infeksi virus ini. Dalam sebuah sesi pers, Senin, (29/11/2021), badan PBB itu menyebut saat ini sangat penting untuk mulai melakukan tindakan pencegahan.
"Hingga saat ini, tidak ada kematian terkait dengan Omicron yang dilaporkan, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai potensi Omicron untuk lolos dari perlindungan terhadap kekebalan yang disebabkan oleh vaksin dan infeksi sebelumnya," ujar lembaga itu.
4. Negara-negara yang sejauh ini melaporkan kasus Omicron
Setidaknya ada 18 negara dan wilayah telah mengkonfirmasi kasus varian Omicron, menurut data yang dikompilasi oleh CNN International.
Terbaru adalah Jepang yang mengkonfirmasi kasus infeksi pertama akibat varian Omicron, sebagaimana dilaporkan Kyodo News. Selain Jepang, berikut daftar negara yang mengumumkan kasus Omicron:
- Australia (6 kasus)
- Austria (1)
- Belgia (1)
- Botswana (19)
- Kanada (3)
- Jepang (1)
- Republik Ceko (1)
- Denmark (2)
- Jerman (3)
- Hong Kong, China (3)
- Israel (1)
- Italia (1)
- Belanda (13)
- Portugal (13)
- Afrika Selatan (77)
- Spanyol (1)
- Swedia (1)
- Inggris Raya (9)
(tps/tps)