Realisasi APBN Oktober: Belanja Rp 2.000 T, Defisit Rp 548 T
Jakarta, CNBC Indonesia - Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berada dalam jalur positif. Sehingga mendorong defisit yang terkendali pada Rp 548,9 triliun atau setara 3,29% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Demikianlah disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (25/11/2021)
Perolehan pendapatan negara senilai Rp 1.510,0 triliun atau 86,6% dari target dalam pagu APBN sebesar Rp 1.743,6 triliun. Pendapatan negara tumbuh 18,2% (yoy), dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.277 triliun.
Capaian tersebut meliputi penerimaan pajak Rp 953,6 triliun (15,3%), kepabeanan dan cukai Rp 205,8 triliun (25,5%) dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 349,2 triliun.
"Penerimaan bea masuk dan bea keluar yang alami momentum sangat tinggi akibat pemulihan ekonomi khususnya ekspor impor," ujarnya.
Sementara itu dari sisi belanja negara tercatat Rp 2.058,9 triliun atau tumbuh 0,8% yoy. Belanja negara sudah mencapai 74,9% dari pagu Rp 2.750,0 triliun.
Rinciannya belanja pemerintah pusat Rp 1.416 triliun (5,4%) dan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) Rp 642,6 triliun (-7,9%).
Sementara itu defisit keseimbangan primer Rp 266,9 triliun.
Outlook defisit anggaran hingga akhir tahun mencapai Rp 873,6 triliun atau dikisaran 518% hingga 5,45% terhadap PDB. Outlook tersebut lebih rendah dari yang ditetapkan dalam UU APBN sebesar 5,7% terhadap PDB. Sri Mulyani memperkirakan, hingga akhir tahun 2021, defisit bisa terkendali, meskipun masih di atas 5%.
(mij/mij)