
Hilirisasi Batu Bara Digaungkan, Ini Langkah Bara Tabang

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menargetkan netral karbon pada 2060 mendatang. Adapun berdasarkan peta jalan yang telah direncanakan, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) akan dipensiunkan tahap pertama untuk subcritical pada 2031.
Director of Bara Tabang Alexander Ery Wibowo menilai meski ada rencana transisi dari batu bara, komoditas ini masih dibutuhkan sebagai sumber energi. Dia menilai pengurangan batu bara perlu dilakukan secara gradual.
"Jadi kita perlu melakukan bertahap, tidak bisa melakukan secara drastis. Karena ada biaya ekonomi, atau konsekuensi biaya, yang timbul daripada proses gradasi pengurangan batubara. Jadi kami masih melihat positif terhadap batu bara sampai nanti tahap perkembangannya," kata Alexander dalam CNBC Indonesia Coal Outlook 2021, Rabu (24/11/2021).
Dia mengatakan, peran PLTU masih sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional, terutama di masa pemulihan. Saat ini Indonesia tengah masuk masa pemulihan, dimana aktivitas ekonomi dan industri mulai meningkat sehingga kebutuhan listrik pun meningkat.
"Kami melihat bagaimana mengimbangi kegiatan pertambangan tentunya dengan kegiatan pertambangan yang sesuai praktik yang baik, yang telah dicanangkan oleh Kementerian ESDM," ungkapnya.
Meski demikian, Ery menilai, pihaknya masih melakukan pertimbangan dalam hilirisasi batu bara. Menurut dia, teknologi untuk membantu hilirisasi batu bara masih tergolong mahal.
"Sehingga kita perlu mengkaji keekonomiannya. Artinya sebagai perusahaan swasta, dari investasi yang sebesar itu, kami harus hati-hati, harus mempertimbangkan nilai keekonomiannya," lanjut Alexander.
Selain itu, Bara Tabang juga melakukan eksplorasi pasar. Karena, menurut Ery, hilirisasi tersebut juga memiliki risiko.
"Jadi yang saat ini kami lakukan adalah dengan secara serius mempelajari itu sambil menunggu perkembangan, ataupun mencari inovasi teknologi yang mungkin bisa lebih murah. Dan kami yakin ke depannya akan banyak teknologi yang hadir dalam proses hilirisasi batu bara," kata dia.
Untuk hilirisasi menurutnya selain pendanaan, daya serap dari produk yang dihasilkan pun menjadi pertanyaan bagi industri. Pasalnya, untuk keberlanjutan hilirisasi sendiri dibutuhkan kepastian jumlah yang bisa diserap dan pangsa pasarnya.
"Perlu konsistensi untuk masalah pasar tersebut. Mungkin kalau dari murni swasta dari sisi pendanaan, saya pikir dengan topik seperti itu susah-susah gampang. Artinya bisa tersedia pendanaannya. Hanya yang menjadi pertanyaan itu daya serapnya," lanjut dia.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bayan Optimistis Tren Harga Batu Bara Masih Positif
