RI Sedang 'Banjir' Pasokan Listrik, Ini Dampaknya

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
24 November 2021 20:44
Petugas PLN melakukan perawatan menara listrik di kawasan Gardu Induk Karet Lama, Jakarta, Rabu (10/1/2018).
Foto: CNBC Indonesia/ Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Suplai listrik di dalam negeri masih tercatat kelebihan pasokan sampai 2028 mendatang. Pemerintah mau mendorong investasi baru terutama industri supaya konsumsi listrik bisa mengimbangi.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, PLN saat ini sedang kelebihan pasokan listrik. 

"Karena RUPTL itu disusun berdasarkan proyeksi kebutuhan 10 ke depan. Bayangkan kemarin ada Covid dan demand turun sehingga proyeksinya dari super optimis, moderat, pesimis hingga sangat pesimis. Nggak ada yang tahu lagi kapan demand akan turun. Saat ini PLN mengklaim kelebihan pasokan," kata Rida dalam webinar Kadin, Rabu (24/11/2021).

Dia mendorong investasi baru masuk ke Indonesia, baik wilayah Jamali (Jawa, Madura, Bali), Kalimantan, maupun Sulawesi pasti siap akan pasokan listrik.

"Intinya listrik kita cukup sampai 2028 kita masih relatif kelebihan pasokan itu subjektif karena standar reserve margin kita 30%, sekarang yang terjadi malah sampai 60% - 40% itu over supply. Makanya bagi investor baru yang butuh listrik kita masih ada," jelasnya.

Dalam wawancara dengan CNBC Indonesia sebelumnya, Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo membenarkan PLN tengah mengalami kelebihan pasokan. Menurut dia prediksi atas pertumbuhan ekonomi dan permintaan listrik yang dibuat pada 2015 lalu terbukti meleset.

Namun demikian, menurutnya PLN tak akan berdiam diri. Perseroan pun memiliki sejumlah strategi mendorong konsumsi listrik, di antaranya dengan membuat captive power, di mana industri manufaktur yang masih menggunakan pembangkit listrik sendiri saat ini mulai beralih ke PLN.

Electricity agriculture, mulai dari penggilingan padi dan pertanian. Serta pendekatan ke Independent Power Producer (IPP).

Selain itu, pihaknya juga mendorong transisi energi di sektor transportasi dari mulanya berbasis bahan bakar minyak (BBM) kemudian bergeser ke kendaraan listrik.

Kepastian Batu Bara PLN

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan sanksi larangan ekspor batu bara untuk perusahaan yang melanggar kesepakatan itu.  Pasokan batu bara ke PLN sempat makin menipis, hingga berpotensi kekurangan untuk beberapa pembangkit.

Rida Mulyana, mengatakan kondisinya saat ini sudah lebih baik, dan dipastikan pasokan batu bara untuk pembangkit PLN sudah aman.

"Kondisi pasok (batu bara masih aman dan relatif terkendali. Mudah mudahan aman sampai akhir tahun. BUMN juga telah susun mitigasi terlebih ada gangguan cuaca hujan yang menghambat produksi," katanya.

Rida menjelaskan pasokan batu bara terus dipantau tiap bulan. Masalah supply chain juga terus dimitigasi seperti ketersediaan kapal tongkang, karena suplai listrik dari pembangkit batu bara masih dominan di Indonesia.

"Kemarin eksportir yang mau ekspor juga kita minta penuhi dulu dalam negeri, batu bara Oktober ini masih terkendali sampai akhir tahun juga terkendali terus," katanya.

Untuk diketahui saat ini Kementerian ESDM berencana merubah skema harga penjualan batu bara. Pemerintah akan membuka opsi harga batas bawah (floor price) dari yang saat ini berlaku harga batas atas (ceiling price).

Saat ini harga batu bara domestik, khususnya untuk pembangkit listrik dipatok dengan harga maksimal US$ 70 per ton, sementara untuk pabrik pupuk dan semen ditetapkan sebesar US$ 90 per ton.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Tumpukan Batu Bara di Pelabuhan Saat Ekspor Disetop

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular