Coal Outlook CNBC Indonesia

PLTU Disetop, Pasokan Listrik EBT Harus Aman & Kompetitif

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
24 November 2021 17:02
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto
Foto: Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana menghentikan secara bertahap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) demi mengurangi emisi karbon dan mencapai target netral karbon pada 2060 mendatang atau lebih cepat.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya menargetkan setidaknya 5,52 Giga Watt (GW) PLTU yang akan dipensiunkan sebelum 2030 mendatang. Sebagai gantinya, akan dibangun pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT).

Namun demikian, rencana penghentian operasional PLTU ini harus disertai dengan kepastian pasokan listrik dari pembangkit listrik EBT. Jangan sampai, PLTU disetop, dan hanya mengandalkan pembangkit EBT, namun nantinya pasokan listrik dari pembangkit EBT malah tidak aman dan tidak dapat diandalkan.

Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto dalam "Coal Outlook: Meneropong Masa Depan Industri Batu Bara Indonesia" CNBC Indonesia, Rabu (24/11/2021).

"Proses transisi harus hati-hati dan smooth. Belajar dari dunia 4-5 bulan terakhir ketika agresif melalukan transisi ke RNE (EBT) solar, ke wind, intermitensi tinggi, sedangkan demand cepat, jadi gak bisa catch up, ini pelajaran. Early retirement PLTU harus dipastikan RNE yang akan gantikan harus bisa berikan base load, di Sumatera-Jawa geothermal adalah hal yang potensial, di Jawa dan Sumatera dua pulau ini demand electricity tinggi dan batu bara banyak," paparnya.

Namun demikian, dia mengakui untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) atau geothermal, diperlukan waktu cukup lama yakni 8-10 tahun. Oleh karena itu, agar pengganti penopang beban dasar dari PLTU ini aman, maka harus dipastikan pembangkit listrik berbasis EBT nantinya mampu menopang beban dasar seperti halnya PLTU.

"Harus dipastikan sumber daya RNE bisa berikan base load, bukan intermittent (berjeda) dan transaksi early retirement harus market base," ujarnya.

Dia pun menegaskan, pengganti PLTU ini harus dilakukan melalui lelang kompetitif.

"Dan penggantinya harus melalui tender kompetitif, ini satu hal yang penting," tegasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Suntik Mati Semua PLTU, Ini Cara PLN Kurangi Batu Bara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular