PLN Ungkap Tantangan Garap EBT Saat Pasokan Listrik Melimpah

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
24 November 2021 16:17
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN, Agung Murdifi
Foto: Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN, Agung Murdifi

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) membeberkan sejumlah tantangan dalam mengembangkan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), terutama di saat pasokan listrik saat ini masih melimpah (over supply).

EVP Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Agung Murdifi mengatakan, tantangan utama saat transisi energi saat ini yaitu masalah keseimbangan suplai dan permintaan listrik. Menurutnya, ketika pasokan listrik tengah melimpah, tapi tidak diikuti peningkatan permintaan listrik, tidak mungkin membiarkan pasokan terus ditambah.

"Tantangan saat ini di pembangkitan industri EBT yang paling utama adalah transisi energi ini harus seimbang supply dan demand yang utama. Gak mungkin naikkan suplai terus," ungkapnya dalam "Coal Outlook: Meneropong Masa Depan Industri Batu Bara Indonesia" CNBC Indonesia, Rabu (24/11/2021).

Tantangan selanjutnya menurutnya yaitu kesiapan kelistrikan dan keekonomian proyek.

"Dan terpenting harus diikuti kemampuan domestik produksi EBT," imbuhnya.

Dia mengatakan, saat ini sistem kelistrikan nasional sudah lebih dari cukup dipasok dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 35 ribu Mega Watt (MW) berbasis batu bara. Terlebih, lanjutnya, saat ini masih ada beberapa proyek pembangkit listrik dari 35 ribu MW tersebut yang masih dalam tahap konstruksi, dan akan mulai beroperasi pada beberapa tahun mendatang.

"Jangan hanya bicara suplai tapi bagaimana demand perlu ditingkatkan, sehingga nanti suplai tambahan bisa diisi EBT. Selain itu, saat ini ya harga listrik EBT masih lebih tinggi dari PLTU, ini tantangan," ungkapnya.

Dia menyebut, saat ini bauran EBT di pembangkit listrik PLN telah mencapai 12%. Dan mengacu pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUTPL) 2021-2030, pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT baru akan mendominasi yakni 51,6% atau sekitar 20,9 Giga Watt (GW), kebanyakan akan dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PLTU di 35 GW Masuk, Pasokan Listrik RI Makin Berlimpah!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular