
Tebus Saham Rights Issue, Apakah Untung?

Jakarta, CNBC Indonesia - Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue menjadi salah satu langkah aksi korporasi dari emiten. Rights issue dilakukan untuk menambah modal kerja ataupun mendukung rencana aksi korporasi, ekspansi bisnis, hingga membayar kewajiban utang.
Financial Expert Ajaib Chisty Maryani mengatakan, sebelum menebus rights issue, investor harus lebih jeli dan teliti, serta melakukan analisis. Karena biasanya, ketika emiten melakukan rights issue, akan ada delusi jumlah kepemilikan saham.
"Maka ketika aksi korporasi itu berupa rights issue, seorang investor harus lebih bijaksana. Pertama harus dianalisa kembali kira-kira dana setelah rights issue tersebut akan digunakan untuk apa, apakah emiten menggunakan dana itu untuk ekspansi bisnis, bahkan mungkin cenderung negatif, pembayaran utang," jelas dia dalam CNBC Indonesia Trader Summit and Competition 2021, Rabu (24/11/2021).
Lebih lanjut, ketika dana dari rights issue akan digunakan untuk ekspansi bisnis, hal ini menjadi sinyal positif bagi investor. Sehingga harga saham emiten tersebut memiliki kemungkinan naik di pasar modal karena adanya optimisme.
"Ketika harga teoretis (harga penebusan) masih cukup, ada ruang kenaikan. Karena dari penebusan, biasanya harga penebusan itu sebaiknya ambil yang di bawah harga market, karena dari situ umumnya para pemegang saham bisa mendapatkan potensi cuan ketika dia melakukan penebusan dari rights issue untuk menjadi saham induk," lanjut Chisty.
Di sisi lain, aksi korporasi semacam itu juga berdampak pada investor. Menurut Chisty, harga saham tercermin dari kepercayaan para investor sehingga apabila terjadi, akan ada optimisme tersendiri dari para pelaku pasar.
Sementara itu, ia menjelaskan, ketika emiten mengeluarkan berita aksi korporasi, trader akan mengambil momentum euforia tersebut. Hal ini juga dinilai oleh para pelaku pasar sebagai katalis yang positif bagi emiten.
"Biasanya untuk seorang trader, dia itu sudah melihat kira-kira potensi secara teknikal seperti apa, sinyal-sinyalnya apakah ada entry level menarik atau dari sisi volume itu bisa dipertimbangkan. Karena dari sisi volume juga kita bisa lihat apakah saham itu ramai ditransaksikan atau tidak," jelas dia.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Juniver Girsang Surati Media yang Tebar Hoax Tentang Ajaib