Catat! Investasi Manufaktur Tembus Rp236 T Hingga Q3-2021

News - Ferry Sandi, CNBC Indonesia
24 November 2021 14:02
Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang (Tangkapan Layar Youtube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI) Foto: Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (Tangkapan Layar Youtube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian nasional termasuk sektor industri manufaktur sudah mulai pulih. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut nilai investasi yang masuk mencapai ratusan triliun dalam jangka waktu beberapa bulan saja.

"Nilai investasi sektor industri pada Januari-September 2021 tercatat sebesar Rp236,79 triliun. Indikator lainnya adalah PMI Manufaktur Indonesia yang mencapai 57,2 pada bulan Oktober 2021. Nilai ini adalah tertinggi dalam sejarah bagi Indonesia," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (24/11/2021).

Oleh karena itu, ada rasa optimistis pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas akan mendekati atau mencapai target sebesar 4% pada akhir 2021.

Ada beberapa indikator kunci sektor industri pada triwulan III tahun 2021 yang memperlihatkan kemajuan signifikan, yakni pertumbuhan sektor industri yang tercatat sebesar 4,12% atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 3,51%.

Selain itu, kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas terhadap PDB nasional mencapai 17,33% atau lebih tinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya.

"Sepanjang tahun 2021, kami menargetkan kontribusi industri pengolahan nonmigas sebesar 18% dan kontribusi ekspor dari produk industri sebesar 75%," kata Agus.

Kontribusi ekspor dari sektor industri manufaktur pada tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar US$ 131,1 miliar, meskipun di tengah himpitan pandemi Covid-19. Nilai ekspor manufaktur ini merepresentasikan 80,3% ekspor nasional tahun 2020. Sementara pada Januari- Oktober 2021, kontribusi ekspor sektor industri tercatat sebesar 77,16% atau senilai US$ 143,76 miliar dari total ekspor nasional US$ 186,31 miliar.

Guna menjaga dan meningkatkan kontribusi ekspor manufaktur, Agus menegaskan, berbagai kebijakan dan insentif telah dikeluarkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah kebijakan substitusi impor 35% pada tahun 2022.

"Di dunia ekonomi, industri orientasi ekspor dan substitusi impor sesungguhnya merupakan dua konsep yang berbeda, tetapi saya lihat keduanya memiliki korelasi positif yang kuat. Untuk bisa berorientasi pada ekspor, industri harus tumbuh dengan baik dan berkembang dalam lingkungan ekonomi yang sehat," jelasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Industri Domestik Raup Kontrak Rp 23 T di Kegiatan Migas RI


(miq/miq)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading