Gara-Gara Biden, Harga Perak Jadi Madesu

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
24 November 2021 15:45
Ilustrasi Perak (Image by Walter Freudling from Pixabay)
Foto: Ilustrasi Perak (Image by Walter Freudling from Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak turun tertekan oleh dolar AS yang tinggi, mencapai titik tertinggi sejak 16 bulan yang lalu. Dolar bergerak lebih tinggi setelah keputusan Presiden Biden untuk mencalonkan kembali Ketua Fed Powell.

Pada Rabu (24/11/2021) pukul 09.44 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 23,5800/troy ons, turun 0,30% dibanding posisi kemarin. Harga perak bergerak menguji support target di dekat garis tren support dekat Moving Average (MA) 50 hari di US$ 23,5400/troy ons. Sementara resisten terlihat dekat MA 10 hari di US$ 24,8200/troy ons.

Momentum jangka menengah telah berubah negatif karena MACD (indeks divergensi konvergensi rata-rata bergerak) menghasilkan sinyal jual crossover. Skenario ini terjadi saat garis MACD (rata-rata pergerakan 12 hari dikurangi rata-rata pergerakan 26 hari) melintasi di bawah garis sinyal MACD (rata-rata pergerakan 9 hari dari garis MACD.

Momentum jangka pendek juga negatif seiring dengan stochastic baru-baru ini menghasilkan sinyal jual crossover.

perakFoto: fxempire.com
perak

Presiden Amerika Serikat Joe Biden kembali menominasikan Jerome Powell sebagai bos bank sentral Federal Reserve (The Fed, Senin (22/11/2021) malam waktu setempat. Ia dianggap sebagai orang yang tepat untuk pemulihan pandemi dan perjuangan AS melawan inflasi.

Dengan berlanjutnya Powell memimpin The Fed, outlook kenaikan suku bunga pertama pada Juli 2022.

Suku bunga merupakan salah satu "musuh" utama perak, ketika suku bunga di AS naik maka daya tarik perak sebagai aset tanpa imbal hasil akan menurun. Selain itu, opportunity cost berinvestasi perak juga akan mengalami peningkatan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tapering Tetap Lanjut Tahun Ini, Harga Perak Ogah Gerak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular