Menlu Prancis Temui Prabowo-Luhut, Bahas Laut China Selatan?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
23 November 2021 15:15
French Foreign Minister Jean-Yves Le Drian attends a news conference following his meeting with Greek Foreign Minister Nikos Dendias at the Ministry of Foreign Affairs in Athens, Greece, November 19, 2021. REUTERS/Costas Baltas
Foto: Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian (REUTERS/Costas Baltas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Eropa dan Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, melakukan lawatan ke Indonesia pada pada 23 dan 24 November 2021. Dalam lawatan kali ini, Le Drian akan menemui beberapa tokoh penting.

Dalam sebuah keterangan resmi yang didapatkan CNBC Indonesia, Le Drian diterima langsung oleh Presiden Joko Widodo dan akan bertemu dengan Menlu Retno Marsudi. Selain itu, Menlu Prancis ini juga akan memiliki sesi berdiskusi langsung dengan Menhan Prabowo Subianto dan Menko Marves Luhut Pandjaitan.

Nantinya, Menlu yang juga mantan Menhan Prancis ini akan membahas topik-topik mengenai strategi Indo-Pasifik Prancis dalam menegakan peraturan dan hukum internasional.

"Jean-Yves Le Drian akan membahas implementasi strategi Indo-Pasifik Prancis dan Eropa dalam mendukung ruang bebas, terbuka, dan berdasarkan penghormatan terhadap hukum internasional dan multilateralisme," sebut keterangan resmi itu dikutip Selasa, (23/11/2021).

Tak hanya itu, Le Drian juga membahas kepresidenan Indonesia untuk G20 pada 2022. Ia menyebut pihak Paris akan siap membantu RI menjalankan amanah ini.

Prancis sendiri sempat terlibat untuk "mengamankan" pusaran konflik di Laut China Selatan (LCS). Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly mengatakan bahwa pihaknya telah menerjunkan kapal selam yang nantinya akan bergabung bersama armada Amerika Serikat (AS), Australia, dan Jepang.

LCS menjadi potensi konflik global yang meluas pasca China mengklaim 90% wilayah lautan itu miliknya dan melakukan ekspansi besar-besaran di lautan yang juga diakui oleh beberapa negara-negara di Asia Tenggara. Beijing juga sering melakukan patroli rutin di wilayah yang diklaim.

Sementara itu, negara-negara barat pimpinan AS menentang tindakan ini. Mereka berpendapat bahwa patroli China merupakan hal yang tidak sesuai dengan peraturan internasional. Washington mengatakan bahwa LCS seharusnya merupakan zona bebas navigasi.


(tps/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo: Situasi di LCS & Taiwan Bisa Terjadi Perang Terbuka

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular