Makin Parah, Gedung Perkantoran Megah di DKI Diobral Murah!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Selasa, 23/11/2021 12:45 WIB
Foto: Suasana Aktivitas Warga Jakarta. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena penjualan gedung kantor di Jakarta masih terjadi, meski ibu kota sudah masuk pada PPKM Level 1. Dimana pembatasan bekerja dari kantor sudah boleh 75% untuk wilayah kantor yang berada pada zona hijau.

Namun ini menjadi bukti kalau kegiatan bekerja tidak lagi membutuhkan ruang khusus untuk produktif. Sehingga banyak ruang kantor yang terpaksa dilego karena tidak lagi dibutuhkan oleh perusahaan karena tingkat hunian sewa yang rendah.

Dari laman OLX, terlihat sudah banyak pemilik gedung yang mau dijual, dengan harga yang beragam. Contohnya seperti signature building di  TB Simatupang yakni Plaza Oleos dilego seharga Rp 908,5 miliar.


Bangunan yang terdiri dari 18 lantai, luas tanah 11.248 meter persegi dan luas bangunan 31.000 meter persegi ini sudah delisting dari empat hari lalu.

Begitu juga dengan Cilandak Executive Office gedung yang terletak di samping Cilandak Town Square ini juga dilego murah oleh pemiliknya, awalnya dipatok Rp 550 miliar turun menjadi Rp 225 miliar.

Selain itu gedung kantor 6 lantai di Warung Buncit, Jakarta Selatan seluas 720 meter persegi dan luas bangunan 2.070 meter persegi. Penjual menuliskan lokasi strategis dekat dengan area bisnis Kuningan Jalan Rasuna Said - Gatot Subroto.

Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia Clement Francis mengatakan dari imbas PPKM ini banyak perusahaan terkena dampak, sehingga banyak yang  mengurangi ongkos atau menyelesaikan masalah finansialnya.

"Namanya pengusaha ada pinjaman pasti mereka punya planning ke depan. Memperkecil risiko apa yang terjadi, namanya usaha harus terus jalan, terus mereka berpikir jual aset mereka," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (23/11/2021).

Clement menjelaskan pelaku usaha orang sudah bertahan selama hampir dua tahun pandemi. Restrukturisasi usaha banyak dilakukan oleh pengusaha, dengan strateginya masing-masing.

Selain itu dia mengomentari penjualan gedung Oleos di TB Simatupang, itu termasuk gedung baru yang menjadi signature building di sana. Penyewa gedung itu memang terpantau masih sedikit dan termasuk gedung baru.

Tapi mungkin pemilik mau memperluas pasar penjualan gedung, hingga banyak melakukan listing di berbagai e-commerce. Terlebih penjualan gedung itu terpantau mahal sehingga belum banyak yang berminat membeli.

"Mungkin karena itu, gedung baru juga kan. Jadi pemilik lebih baik menjual. Sudah sejak lama itu mau di jual, tapi mungkin harganya belum cocok sampai sekarang. Di open market dan harganya saat ini nggak bisa dipukul harga lama. Begitu juga gedung yang mau di jual di Thamrin, itu karena harganya juga mahal," katanya.

Clement menjelaskan keterisiaan sewa ruang kantor memang terus menurun. Belum lagi banyak perusahaan yang melakukan efisiensi sebagai rencana bisnis tahun depan. Tentu salah satu biaya terbesar adalah sewa ruang kantor akan dipangkas oleh perusahaan, terlebih sudah banyak yang menerapkan bekerja dari rumah secara permanen.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Amankan Tekstil-CPO Dari Efek Trump, DEN Usul Ini Ke Prabowo