Erick Thohir Ungkap RI Hadapi 3 Tekanan Berat, Apa Saja?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Jumat, 19/11/2021 19:14 WIB
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan ada tiga tantangan yang akan dihadapi negara saat ini. Namun tiga tantangan ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia.

"Saat ini kita menghadapi tekanan satu globalisasi, dua disrupsi dari teknologi dimana digitalisasi menjadi sebuah hal yang amat menekan kita semua, tiga ketahanan kesehatan. Tiga ini datangnya bersamaan," katanya. Hal ini diungkapkan dalam Digital Technopreneur Fest & Socio Technopreneur Campus 2021, Jumat (19/11/2021).

Ia mencontohkan seperti statement terbuka yang dilakukan oleh Uni Eropa, bicara mengenai pajak karbon untuk enam jenis produk seperti sawit dan daging. Selain itu Erick juga bicara mengenai digitalisasi dimana Indonesia juga harus mengambil peran.


"Kita melihat first wave perubahan sudah ada yang namanya ekonomi digital seperti e-commerce dan turunannya. Hari ini kita bicara second wave. Kalo e-commerce kita bisa tidak membeli. Tapi kalau bicara edutech, healthtech, fintech itu sehari- hari kita," katanya.

Tiga hal itu akan membelenggu kegiatan sehari-hari masyarakat. Sementara dari sektor kesehatan saat ini juga sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.

"Ketahanan kesehatan kita masih rapuh, obat kita bahan baku obat impor, alkes impor. Karena itu saya tentu ingin mengajak semua pengusaha menyadari sejak dulu kekuatan bangsa kita hanya dua yaitu sumber daya alam dan market kita," katanya.

Erick menjelaskan saat ini Indonesia memiliki kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dengan jumlah penduduk besar dan tingkat GDP yang meningkat.

"2045 kita akan masuk negara 4-5 terbesar di dunia. Namun pertanyaannya apa kita membiarkan market kita untuk pertumbuhan bangsa lain?" tanyanya.

Mantan Ketua Hipmi ini menegaskan pasar besar Indonesia harus dimanfaatkan sebagai pertumbuhan bangsa sendiri. Apa yang didapat negara harus lebih besar dari investasi asing.


(emy/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Danantara Mau Pangkas 888 Induk-Cucu BUMN Jadi 200 Perusahaan