Siap-Siap Ya, Pembangkit Nuklir Bakal Gantikan PLTU RI lho..
Jakarta, CNBC Indonesia - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara bakal dipensiunkan secara bertahap hingga 2060 mendatang. Ini sebagai bentuk upaya pemerintah menuju netral karbon. Sebagai gantinya, pemerintah akan menyetujui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Pemerintah pun menargetkan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) 100% pada 2060 mendatang. Kapasitas pembangkit listrik pada 2060 diproyeksikan akan mencapai sebesar 587 Giga Watt (GW), di mana sebesar 35 GW akan dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Tata Kelola Mineral dan Batu Bara (Minerba) Irwandy Arif menyebut, PLTN ditargetkan akan mulai beroperasi di Indonesia pada 2049.
"Untuk menjaga keandalan sistem, di tahun 2060 PLTN mencapai 35 GW," kutip bahan paparannya dalam acara 'Indonesia Energy and Coal Business Summit', Kamis (18/11/2021).
Dia menjelaskan, peta jalan transisi energi 2021 sampai dengan 2060 dilakukan melalui beberapa strategi, salah satunya yaitu mendorong EBT secara masif.
Strategi berikutnya yaitu tidak ada penambahan PLTU baru, kecuali sudah kontrak dan konstruksi. Memensiunkan pembangkit fosil secara bertahap, mengoptimalkan pemanfaatan pump storage, Energy Storage System (ESS), dan hydrogen fuel cell.
"Pengembangan interkoneksi transmisi, dan pengembangan smart grid," lanjutnya.
Rencana pembangunan PLTN sebelumnya juga disampaikan oleh Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Chrisnawan Anditya. Menurutnya RI akan membangun PLTN setelah tahun 2035.
"Beyond 2035, time frame-nya adalah bagaimana kita bisa mengembangkan energi nuklir," paparnya dalam Bincang-Bincang Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Jumat (23/07/2021).
Menurutnya, RI memiliki potensi dan sumber daya dalam pemanfaatan nuklir untuk kebutuhan pasokan listrik. Dia menyebut, berdasarkan laporan International Atomic Energy Agency (IAEA), dari 19 persyaratan membangun PLTN, tinggal tiga syarat lagi yang harus dipenuhi Indonesia.
"Kita memiliki potensi dan sumber daya. Dan berdasarkan laporan IAEA, dari 19 persyaratan, tinggal tiga persyaratan yang harus dipenuhi RI," jelasnya.
(wia)