APBN Suntik Ekonomi Mulu, Sri Mulyani: Lama-lama Rontok Juga

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
18 November 2021 12:25
Menteri Keuangan, Sri Mulyani (Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Menteri Keuangan, Sri Mulyani (Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, instrumen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) digenjot untuk memompa ekonomi selama pandemi covid-19. Sayangnya, hal tersebut tidak bisa dilakukan secara terus menerus.

Maka dari itu, pemerintah dan DPR merilis UU nomor 2 tahun 2020 yang salah satu isinya memperbolehkan defisit anggaran di atas 3% selama tiga tahun.

"Namun instrumen (APBN) kalau digunakan terus menerus pasti dia akan rontok juga," ujarnya dalam Kompas CEO Forum, Kamis (18/11/2021).

Risiko atas defisit yang semakin lebar membawa peningkatan utang pemerintah. Sehingga dalam tahun - tahun mendatang, pemerintah harus menyisihkan banyak dana untuk membayar utang pokok juga bunga.

Oleh karenanya, pemerintah akan berusaha mengembalikan defisit anggaran ke bawah 3% sesuai dengan UU Keuangan Negara. Caranya adalah dengan menjaga agar kasus pandemi Covid-19 tidak kembali melonjak seperti sebelumnya.

Dengan kasus yang terjaga, maka aktivitas perekonomi bisa kembali berjalan sehingga pemulihan bisa terus berlanjut. Dengan demikian, maka penerimaan negara terutama dari sektor perpajakan bisa kembali meningkat.

Lanjutnya, saat ini pemulihan itu sudah kembali terlihat setelah sebelumnya dihantam oleh varian delta. Dimana menyebabkan pemerintah harus kembali melakukan pembatasan melalui rangkaian PPKM.

Saat ini, dengan terkendalinya Covid-19, penerimaan dari perpajakan juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Hingga akhir Oktober mencapai 15,3% pertumbuhannya. Sementara iru, secara kumulatif penerimaan negara bahkan tumbuh 18,2% hingga akhir Oktober 2021.

"Ini kombinasi banyak hal yang kita berikan dukungan insentif pada dunia usaha dan basis tahun lalu rendah memberikan sekarang kemampuan kita untuk pick up cukup tinggi.," kata dia.

Dengan demikian, maka defisit anggaran hingga akhir tahun ini bisa lebih rendah dari yang ditetapkan sebesar 5,7% di APBN 2021. Sehingga, defisit yang harus kembali di bawah 3% di tahun 2023 bisa dilakukan.

"Kita harap defisit di tahun ini akan lebih kecil. Dalam UU (APBN) disebutkan 5,7%, kita akan end up 5,2%-5,4%. Nanti kita akan lihat pergerakannya sampai satu setengah bulan ini. Tapi ini (defisit) lebih kecil dari kita lihat di UU APBN," pungkasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Orang RI Ramai Pergi Liburan, Sri Mulyani Mulai Deg-degan!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular