
Sempat Meroket Lalu Turun, Begini Gambaran Ekonomi RI Kini!
![[DALAM] Indonesia Resmi Resesi!](https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/11/05/dalam-indonesia-resmi-resesi_169.jpeg?w=900&q=80)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemulihan ekonomi dunia pada Kuartal III-2021 secara umum mengalami perlambatan akibat melonjaknya kasus harian Covid-19 varian delta di sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-2021 mencapai 3,51% (year on year/yoy), tumbuh melambat jika dibandingkan dengan Kuartal II-2021 yang mencapai 7,07%.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-20021 tumbuh melambat akibat naiknya kasus harian Covid-19 varian Delta yang memaksa pemerintah menerapkan PPKM Darurat/Level sehingga menurunkan mobilitas dan tingkat permintaan masyarakat.
Andry melihat, sumber pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-2021 adalah net ekspor dan investasi (PMTB) didukung oleh kuatnya permintaan dunia akan komoditas yang mengerek harga komoditas secara umum, terutama batubara dan CPO.
"Hasilnya ekspor dan investasi pada sektor pertambangan dan perkebunan meningkat pada Kuartal III-2021," ujarnya dalam laporan resminya, dikutip Kamis (18/11/2021).
![]() pdb |
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga menjelaskan di tengah melandainya kasus Covid-19 saat ini, terjadi pemulihan yang kuat terhadap kegiatan ekonomi saat ini.
Meskipun pada Kuartal III-2021, karena ada serangan varian delta, ekonomi RI mengalami pukulan yang cukup tajam dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Disebabkan adanya pukulan ekonomi pada Kuartal III-2021 tersebut, pertumbuhan ekonomi pada tahun ini masih bertumpu terhadap pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II-2021 yang tumbuh di atas 7%.
Sri Mulyani mengungkapkan, kemungkinan pada Kuartal IV-2021 ekonomi akan kembali pulih. Serta pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2021 akan mencapai 3,7% hingga 4,5%.
"Kuartal IV-2021 akan recover lagi. Total seluruh tahun mencapai 3,7% hingga 4,5% dengan titik di 4%," tuturnya.
Sementara di tahun depan, kata Sri Mulyani, sejalan kebijakan reformasi fiskal dan atas persetujuan DPR, maka pertumbuhan ekonomi pada 2022 diperkirakan akan mencapai pada level 5% hingga 5,5%.
"Tahun depan sudah menggunakan bersama DPR, estimasi point 5.2%. Kita berharap momentum akan terus terjaga dengan penguatan pondasi Indonesia dan terus menjaga momentum berkelanjutan," jelas Sri Mulyani.
Bahkan, Indonesia saat ini dan di masa mendatang, kata dia harus sudah siap untuk hidup berdampingan dengan pandemi Covid-19 ini.
"Indonesia harus siap dengan pandemi menjadi endemi. Living with endemi kita bisa tetap melakukan kegiatan ekonomi dengan protokol kesehatan yang tetap kita jaga," tuturnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bea Cukai Belum Terima Usulan Ekspor Konsentrat Tembaga