
Tak Cuma Sri Mulyani, Luhut sampai BGS Juga Beri Sinyal Seram

Selain Sri Mulyani, jajaran menteri pemerintahan Presiden Joko Widodo juga memberikan sinyal yang mungkin saja tidak menyenangkan didengar oleh publik.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan misalnya. Luhut mengatakan bahwa sat ini tingkat masyarakat yang patuh terhadap protokol kesehatan semakin berkurang.
Berdasarkan catatan pemerintah, terdapat penambahan kabupaten kota yang masuk ke dalam level 2 sebanyak 10 daerah, dan level 1 sebanyak 5 kabupaten/kota,
Luhut mengatakan, saat ini terlihat ada sinyal peningkatan kasus di Jawa dan Bali. Khusus wilayah Jawa dan Bali, terdapat 29% kabupaten kota yang mengalami peningkatan kasus dibandingkan minggu lalu, dan 34% kabupaten/kota mengalami peningkatan orang yang dirawat dibandingkan minggu laku.
"Kehati-hatian harus dilakukan terutama untuk menghadapi Nataru (Natal dan Tahun Baru). Saat ini indikator Google Mobility yang memantau pergerakan masyarakat di Jawa dan Bali menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan di atas periode Nataru tahun lalu dan mendekati posisi periode Idul Fitri pada Mei-Juni 2021," ujarnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga beberapa waktu lalu menyampaikan kabar yang kurang mengenakkan. Budi menyebut, terjadi kenaikan kasus di 126 kabupaten kota di berbagai wilayah Indonesia.
"Berdasarkan observasi Kementerian Kesehatan, ada 126 kabupaten kota yang naik," kata Budi saat memberikan keterangan pers mengenai perkembangan PPKM di Kantor Presiden, awal pekan ini.
Selain itu, catatan otoritas kesehatan juga menunjukkan bahwa subvarian Delta AY.2.3 dan AY.2.4 yang paling dominan menyebar di Indonesia.
Situasi ini menjadi perhatian khusus pemerintah. Apalagi, varian AY.4.2 sudah ditemukan di negara tetangga Indonesia seperti Malaysia dan Singapura. Pemerintah menegaskan akan melakukan antisipasi agar tidak kebobolan lagi dengan masuknya varian baru.
[Gambas:Video CNBC]
