Dirjen Minerba ESDM Beberkan Biang Kerok Batu Bara PLN Kritis

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
16 November 2021 16:15
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Ridwan Djamaluddin. (Dok. Kemenko Kemaritiman)
Foto: Ridwan Djamaluddin. (Dokumentasi Kemenko Marves)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) mengeluhkan pasokan batu bara dalam negeri untuk pembangkit tenaga listrik yang tidak optimal. Di tengah kenaikan harga, pengusaha batu bara lebih memilih ekspor daripada menjualnya di dalam negeri.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin pun buka-bukaan mengenai penyebab seretnya pasokan batu bara ini.

Dia mengatakan, saat ini PLN memiliki kontrak pengadaan batu bara paling besar dengan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Khusus untuk pengangkutan dan penjualan (IUP OPK Angkut Jual) sebesar 38%.

Selain itu, PLN punya kontrak pengadaan dengan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) sebesar 31%. Kondisi ini, menurut Ridwan, menjadi kendala saat PLN membutuhkan tambahan-tambahan pasokan.

"Kami mengamati kontrak dengan IUP OPK angkut jual ini berpotensi memberi ketidakpastian pasokan khususnya saat harga batu bara sedang tinggi," ungkapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin (15/11/2021).



Menurutnya, mereka tidak punya kewajiban pemenuhan batu bara domestik atau Domestic Market Obligation (DMO). Selain itu kontrak dengan IUP OPK Angkut Jual juga memperpanjang rantai pasokan yang berdampak pada tingginya biaya pasokan.

"Ini yang akan kita pastikan agar PLN meningkatkan kontrak dengan perusahaan tambang secara langsung," lanjutnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, berdasarkan kontrak pada tahun 2021 yang sudah disepakati PLN, terdapat kelebihan pasokan 25% di mana kontrak sebesar 148,8 juta ton sementara kebutuhan PLN 119 juta ton.

"Ini juga sesuatu yang nanti PLN perlu selesaikan B to B dengan pemasoknya," jelasnya.

Berikut pasokan batu bara untuk PLTU PLN per Oktober 2021:

a. 13 perusahaan PKP2B, realisasi pasokan 94% dibanding rencana pasokan
b. 1 perusahaan IUPK, realisasi pasokan 90% dibanding rencana pasokan
c. 1 perusahaan BUMN, realisasi pasokan 102% dibanding rencana pasokan
d. 38 perusahaan IUP OP, realisasi pasokan 95% dibanding rencana pasokan
e. 57 perusahaan Izin Pengangkutan dan Penjualan, realisasi pasokan 85% dibanding rencana pasokan
f. PT PLN Batubara, realisasi pasokan 87% dibanding rencana pasokan


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PLN: Kebutuhan Batu Bara Pembangkit 153 Juta Ton di 2030

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular