
Sri Mulyani Bongkar Penyebab Bumi Makin Terancam

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan saat ini dunia tengah dalam ancaman yang begitu nyata. Bukan karena Covid-19 melainkan oleh perubahan iklim.
Dalam acara Youth Camp for Future Leader on Environment yang diikuti oleh para mahasiswa, Sri Mulyani membongkar penyebab peradaban manusia yang makin terancam. "Saya akan bicara mengenai penyebab dari climate change ini. Apa yang menyebabkan alam kita menghadapi kerusakan," ujarnya, Senin (15/11/2021).
Pertama, pola konsumsi. Ini adalah tentang bagaimana cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari yang kemudian menyebabkan banyak proses dan berdampak pada munculnya sampah.
Kedua, ekstraksi sumber daya alam. Ketiga, praktek di sektor pertanian dan perhutanan. Di mana sektor ini banyak mengalami tekanan baik dari sisi kebutuhan ekonomi dari masyarakatnya dan kebutuhan dunia yang menyebabkan deforestasi atau pengundulan hutan.
Keempat, pertumbuhan industri. Menurutnya yang paling banyak berdampak pada perubahan iklim adalah industri terutama manufaktur dari aktivitas produksinya.
Kelima, adalah transportasi. Ini berdampak begitu besar bagi perubahan iklim terutama dari energi karbon yang dihasilkan. Sebab, saat ini transportasi di dunia masih menggunakan bahan bakar yang tidak ramah lingkungan.
"Dengan makin meningkatnya kesejahteraan masyarakat, kebutuhan mobilitas menjadi tinggi. Mereka membeli kendaran-kendaraan bermotor baik roda 2, 4 dan itu membutuhkan energi bahan bakar yang itu di ekstrak dari alam dan menghasilkan CO2," kata dia.
Penyebab perubahan iklim selanjutnya adalah penggunaan energi yang tidak ramah lingkungan terutama untuk energi listrik. Apalagi saat makin maju suatu negara maka kebutuhan energi listriknya makin tinggi. Sebab, segala aktivitas masyarakat dan ekonomi menggunakan energi listrik.
"Namun setiap kita memproduksi energi listrik bisa berasal dari sumber daya yang renewable dan juga bisa yang berasal dari listrik non renewable, yang tidak bisa diperbaharui, seperti batu bara, listrik dari diesel. Ada juga dari BBM lainnya atau berasal dari gas itu non renewable dan tentu menghasilkan CO2," pungkasnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ancaman Baru Selain Covid yang Ditakuti Sri Mulyani & Ilmuwan