Begini Rencana ESDM Setop PLTU Batu Bara 5,52 GW Sampai 2030

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
15 November 2021 18:32
Perjalanan PLN Pensiunkan PLTU Batu Bara
Foto: Infografis/ Perjalanan PLN Pensiunkan PLTU Batu Bara/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan akan mengurangi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara sebesar 5,52 Giga Watt (GW) sampai dengan 2030 mendatang.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan rencana mengurangi (phase out) PLTU sebesar 5,52 GW tersebut terdiri dari pengurangan PLTU Jawa - Bali sebesar 3,95 GW dan Sumatera sebesar 1,57 GW.

"Kami rencanakan early retirement PLTU batu bara, Jawa-Bali phase out 3,95 GW dan Sumatera phase out 1,57 GW sampai 2030," ungkapnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (15/11/2021).

Dia menjelaskan, pihaknya membuat peta jalan menuju netral karbon agar mempercepat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan transisi energi menggantikan PLTU yang dipensiunkan tersebut.

Adapun percepatan pembangunan pembangkit EBT, menurutnya diawali melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Energi surya dan angin didorong oleh pemerintah untuk mengejar EBT karena memiliki potensi yang besar dan masa konstruksinya cepat.

"Percepatan pengembangan EBT dan transisi energi dilakukan dengan memasukkan pembangunan PLTS dan angin, potensi besar dan makin kompetitif," lanjutnya.

Arifin menyebut, potensi EBT di Indonesia mencapai 3.686 Giga Watt (GW), namun pemanfaatannya baru 10.889 Mega Watt (MW). Artinya, pemanfaatan energi baru terbarukan ini masih sangat kecil yakni 0,3% dari total potensi yang ada.

Misalnya saja untuk surya potensinya mencapai 3.295 GW di mana pemanfaatannya baru 194 MW saja. Selain belum dimanfaatkan secara maksimal, menurutnya potensi-potensi energi baru yang ada masih banyak yang belum dikembangkan.

"Pengembangan PLTS Atap sampai 2025 sebesar 3,61 GW, punya PLTS terapung dikembangkan di atas danau-danau waduk-waduk bisa 26,6 GW dan PLTS skala besar sampai 2030 sebesar 4,68 GW," paparnya.

Seperti diketahui, pemerintah memiliki target bauran EBT sebesar 23% pada 2025 mendatang. Sementara saat ini capaiannya baru sekitar 11,2%.

Tak hanya itu, pemerintah juga berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca sesuai Nationally Determined Contribution (NDC) sebesar 29% dengan biaya sendiri atau Business as Usual (BAU) dan 41% dengan bantuan internasional pada 2030.

Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mengejar target tersebut dengan memensiunkan PLTU dan mempercepat pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT.

"Pemerintah melakukan penguatan regulasi antara lain rancangan Rancangan Perpres EBT dan Peraturan Menteri PLTS Atap. Ada juga RUPTL 2021-2030 green RUPTL penambahan EBT 51,6% atau 20,9 GW," lanjutnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menteri ESDM: Kami Jamin Ketersediaan Batu Bara untuk PLN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular