Produksi Batu Bara RI Sampai Oktober Tembus 512 Juta Ton
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi batu bara RI sampai dengan Oktober 2021 mencapai 512 juta ton atau 82% dari target tahun ini sebesar 625 juta ton.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan, dari produksi tersebut, ekspor batu bara tercatat mencapai 367 juta ton atau 75% dengan nilai mencapai US$ 24,2 miliar.
"Produksi batu bara sampai dengan Oktober 2021 telah terealisasi sebesar 512 juta ton dari rencana 625 juta ton, atau 82% dari target," ungkapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin (15/11/2021).
Sementara penjualan batu bara untuk domestik atau Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sudah mencapai 110 juta ton atau 80% dari target tahun ini sebesar 137,5 juta ton.
Ridwan memproyeksikan, DMO batu bara sampai akhir tahun tidak akan mencapai 100% target.
"Masih ada waktu dua bulan yang kami perkirakan nanti pada akhir tahun akan mencapai 96% dari target DMO ini," lanjutnya.
Berdasarkan data yang dipaparkannya, produksi batu bara selama lima tahun terakhir sebagai berikut:
1. Tahun 2017 sebesar 461 juta ton
2. Tahun 2018 sebesar 557 juta ton
3. Tahun 2019 sebesar 616 juta ton
4. Tahun 2020 sebesar 564 juta ton
5. Tahun 2021 sebesar 512 juta ton (sampai Oktober 2021).
Adapun DMO selama lima tahun terakhir sebagai berikut:
1. Tahun 2017 sebesar 97 juta ton
2. Tahun 2018 sebesar 115 juta ton
3. Tahun 2019 sebesar 138 juta ton
4. Tahun 2020 sebesar 132 juta ton
5. Tahun 2021 sebesar 110 juta ton (sampai Oktober 2021).
Lebih lanjut dia mengatakan, sampai Oktober 2021, ada perusahaan yang berhasil memenuhi kebutuhan DMO 25%, namun masih ada juga yang pemenuhan DMO-nya di bawah 15%.
Secara rinci, terdapat 85 perusahaan yang telah memenuhi DMO batu bara sebesar 25% dari rencana produksi 2021.
Terdapat 19 perusahaan yang pemenuhan DMO-nya sebesar 20-25% dari rencana produksi 2021. Kemudian, sebanyak 19 perusahaan pemenuhan DMO-nya baru 15-20% dari rencana produksi tahun ini.
"Dan masih ada 489 perusahaan yang pemenuhan DMO batu bara masih kurang dari 15% dari rencana produksi tahun 2021," lanjutnya.
(wia)