Pilu Jokowi: RI Dihormati Bangsa Lain Tapi Tidak di Sini
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak kuasa menahan kesedihannya mengetahui fakta bahwa bangsa Indonesia kerap mengerdilkan diri sendiri.
Padahal, menurut Jokowi, Indonesia di mata dunia sudah dianggap sebagai negara terhormat. Apalagi, Indonesia pada tahun ini memegang keketuaan G20, negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
"Saya juga ingin, kita semuanya juga ingin, warga negara kita ini dihormati, dihargai oleh warga negara lain di manapun WNI kita berada," kata Jokowi dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat menyampaikan sambutan pada peringatan Hari Ulang Tahun ke 10 Partai Nasional Demokrat, Kamis (11/11/2021).
Jokowi mengatakan bahwa posisi Indonesia semakin dihargai, dihormati, dan dipandang oleh negara lain. Hal tersebut dirasakan langsung kepala negara saat melakukan perjalanan luar negeri ke tiga negara awal bulan ini.
"Ada yang saya rasakan yang berbeda kalau dibandingkan dengan summit, dengan KTT-KTT sebelumnya, di pertemuan itu. Banyak sekali permintaan bilateral, banyak sekali permintaan pertemuan bilateral dari negara-negara lain yang hadir saat itu," kata Jokowi.
"Kemudian yang kedua, banyak sekali yang secara mendadak, baik waktu saya berdiri maupun saya duduk datang kepada saya dan itu adalah negara-negara besar. Kepala negara yang datang. Ini ada apa? Perbedaan itu yang saya rasakan," jelasnya.
Namun, Jokowi tak memungkiri bahwa ada mental inferior yang masih menyelimuti bangsa. Hal ini, kata dia, membuat warga Indonesia merasa lebih rendah dari negara lain.
Jokowi memahami pengalaman terjajah selama ratusan tahun masih membekas. Namun, seharusnya mental terjajah seperti itu sudah hilang, mengingat Indonesia sudah merdeka.
"Mental inlander, mental terjajah, ini masih ada yang masih bercokol di dalam mentalitas bangsa kita. Ketemu bule saja kayak ketemu siapa gitu, sedih kita. Kita kadang-kadang terlalu mendongak kayak gini. Wong, sama sama makan nasi juga," tegasnya.
"Menurut saya, menjadi sebuah hal yang sangat penting sekali untuk memperkuat identitas, memperkuat karakter bangsa ini. Jangan sampai kita kehilangan ajaran budi pekerti itu," jelasnya
(cha/cha)