
Indonesia Usung Posisi Lead by Example dalam COP 26

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Febrian Alphyanto Ruddyard menyatakan kalau saat ini Indonesia mengusung posisi lead by example dalam COP 26. Mengamati dinamika kerja sama multilateral di COP 26, Dirjen Kerja Sama Multilateral juga menggarisbawahi bahwa minimnya dukungan atas sarana implementasi inilah yang utamanya menghambat negara berkembang untuk mewujudkan program iklimnya melalui National Determined Contribution, atau NDC.
Dalam COP 26, telah banyak negara telah mengumumkan target Net Zero Emission pada pertengahan abad. Negara maju seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat, misalnya, telah mengumumkan target tahun 2050. Sementara itu, negara berkembang cenderung menargetkan tahun 2060, seperti Indonesia dan RRT.
"COP 26 ini diposisikan banyak pihak sebagai game changer. Negara berkembang menghendaki kejelasan mengenai komitmen dukungan negara maju senilai USD 100 Miliar hingga 2025 untuk mendukung implementasi program iklim masing-masing, serta pemenuhan ambisi yang tertinggi", tegas Febrian.
Indonesia mengharapkan hasil COP 26 dapat memberi nafas baru terhadap transisi energi dan investasi hijau. Salah satu sektor yang ingin dikembangkan Indonesia adalah pasar karbon, dan agenda COP 26, salah satunya adalah penentuan norma dan standar internasional atas perdagangan dan penetapan harga karbon global.
Dalam perundingan UNFCCC, masih ada kesenjangan antara peningkatan ambisi negara dengan dukungan atas sarana implementasi, khususnya bagi negara berkembang. Oleh karena itu, Indonesia secara konsisten menyuarakan arti pentingnya kemitraan internasional, bahkan sejak sebelum COP Paris tahun 2015. Indonesia sendiri telah menggelar COP 13 pada tahun 2007. Indonesia selalu menekankan kesetaraan sebagai faktor kunci keberhasilan kerjasama internasional.
Dalam pidato nasional yang disampaikan Presiden RI pada KTT COP 26, Indonesia akan selalu lead by example. Indonesia sudah berhasil menurunkan deforestasi pada titik terendah dari 20 tahun silam, dan sudah berhasil mencegah kebakaran hutan dan lahan secara drastis.
KTT COP 26, telah pula dimanfaatkan Indonesia untuk menampilkan kepemimpinannya dalam AIS Forum (Archipelagic and Island States). Presiden RI telah menyampaikan pernyataan bersama para Pemimpin AIS Forum dan menekankan peran penting negara kepulauan dan pulau kecil dalam memperkuat kerja sama kelautan dan aksi iklim.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pangeran Arab Bahas Nasib Bumi, Siap Tinggalkan Minyak?