Pangeran Arab Bahas Nasib Bumi, Siap Tinggalkan Minyak?
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan bahwa upaya internasional untuk memerangi perubahan iklim tidak boleh merusak keamanan energi global atau menghindari sumber energi tertentu.
Pangeran Abdulaziz mengatakan hal tersebut saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, Rabu (10/11/2021).
"Sangat penting bahwa kita mengakui keragaman solusi iklim, dan pentingnya pengurangan emisi sebagaimana diatur dalam Perjanjian Paris, tanpa bias terhadap atau terhadap sumber energi tertentu," katanya, dikutip dari Arab News.
Dia mengatakan para negosiator harus "sadar akan keadaan khusus negara-negara kurang berkembang" yang beberapa di antaranya menolak seruan untuk menjauh dari bahan bakar fosil karena biaya ekonomi.
"Kita harus bekerja sama untuk membantu negara-negara ini mengurangi dampak kebijakan perubahan iklim, tanpa mengorbankan pembangunan berkelanjutan mereka," katanya.
Sebelumnya Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan Arab Saudi telah meluncurkan beberapa inisiatif untuk melindungi lingkungan.
Sebagaimana diketahui, Arab Saudi tidak akan berhenti memproduksi minyak dan gas alam. Faktanya, perusahaan minyak nasionalnya, Saudi Aramco, terus maju dengan rencana untuk meningkatkan kapasitas produksi maksimumnya satu juta barel lagi menjadi 13 juta barel per hari.
Pangeran Abdulaziz mengatakan Kerajaan ingin menjadi panutan bagi negara lain tentang cara mengurangi gas metana. Kerajaan akan bersaing dengan Norwegia untuk menjadi penghasil metana terendah di fasilitas minyak dan gasnya.
(tfa/tfa)