Internasional

Ngeri, China Disebut Bisa Blokade Taiwan dari Laut & Udara

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
09 November 2021 15:35
A Taiwanese national flag flutters at half-staff at presidential office Saturday, Aug. 1, 2020, two days after former President Lee Teng-hui died in Taipei, Taiwan. Lee, who brought direct elections and other democratic changes to the self-governed island despite missile launches and other fierce saber-rattling by China, died on Thursday at age 97. (AP Photo/Chiang Ying-ying)
Foto: Bendera Taiwan (AP/Chiang Ying-ying)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertahanan Taiwan pada Selasa (9/11/2021) merilis hasil analisanya terhadap ancaman yang saat ini menghantui wilayah itu. Taipei menyebut bahwa China telah memiliki kemampuan untuk memblokade pelabuhan dan bandara utama Pulau Formosa.

Dalam sebuah laporan, disebutkan bahwa China telah meluncurkan apa yang disebut sebagai perang "zona abu-abu". Ini didapatkan dari fakta mengenai 554 penyusupan oleh pesawat-pesawat perang China ke dalam zona identifikasi pertahanan udara Taiwan (ADIZ) antara September tahun lalu hingga akhir Agustus ini.

Tak hanya itu, aksi ini juga dilanjutkan pada bulan Oktober dimana Taiwan melaporkan 148 pesawat angkatan udara China yang masuk ke zona Selatan dan Barat Daya ADIZ selama 4 hari.

"Saat ini, PLA (tentara China) mampu melakukan blokade bersama lokal terhadap pelabuhan kritis, bandara, dan rute penerbangan keluar kami, untuk memutus jalur komunikasi udara dan laut kami dan berdampak pada aliran pasokan militer dan sumber daya logistik kami," papar kementerian itu dikutip Channel News Asia.

Taipei menambahkan bahwa masuknya jet tempur China ini sebagai strategi pelecehan yang direncanakan dengan hati-hati.

"Perilakunya yang mengintimidasi tidak hanya menghabiskan kekuatan tempur kita dan menggoyahkan iman dan moral kita, tetapi juga mencoba untuk mengubah atau menantang status quo di Selat Taiwan untuk akhirnya mencapai tujuannya 'merebut Taiwan tanpa perlawanan'," tambah kementerian itu.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng memberikan sinyal mengenai invasi Beijing ke wilayah itu pada 2025 mendatang. Ia menyebut bahwa masuknya pesawat milik China itu merupakan tanda-tanda yang jelas mengenai invasi.

"Ini adalah situasi terberat yang pernah saya lihat dalam lebih dari 40 tahun kehidupan militer saya," kata Chiu dalam sesi legislatif bulan lalu.

China mengklaim Taiwan merupakan wilayah integral dari kedaulatannya. Presiden China Xi Jinping terus bertekad untuk merebut kembali wilayah kepulauan di Pasifik itu. Ini juga diikuti oleh pengembangan militer China yang masif.

"Semua putra dan putri China, termasuk rekan senegaranya di kedua sisi Selat Taiwan, harus bekerja sama dan bergerak maju dalam solidaritas, dengan tegas menghancurkan plot 'kemerdekaan Taiwan'," katanya dalam perayaan seratus tahun berdirinya Partai Komunis China pada Juli lalu.

Niat Xi Jinping ini dilawan keras oleh Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen. Tsai menyebut bahwa China akan menanggung konsekuensi yang cukup berat bila terus melakukan hal itu karena Taiwan akan melawan.

"Kami bersumpah untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk menjaga Taiwan dari ancaman," ujar pernyataan Tsai.


(tps/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Xi Jinping Buka Suara soal Taiwan: Beri Warning, Sebut Suram

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular