Kondisi China Terkini: Covid Meluas, Terancam Cuaca Ekstrem
Jakarta, CNBC Indonesia - China kini mengalami ancaman ganda. Pasca krisis energi yang menyebabkan pemadaman listrik, negeri ini kini mengalami ancaman Covid-19 China yang makin menyebar dan cuaca dingin ekstrem.
Komisi Kesehatan Nasional (CMA) kembali melaporkan infeksi baru Covid-19 yang sebagian besar ditularkan melalui transmisi lokal. Senin (8/11/2021), China kembali mencatat 62 kasus baru setelah Minggu mengumumkan 89 kasus.
Mengutip Financial Times, gelombang Covid-19 saat ini, yang dimulai sejak 17 Oktober, sudah mencapai sebagian besar dari 31 provinsi China. Ini menjadi penyebaran terluas sejak awal pandemi muncul akhir 2019 lalu di Wuhan, Provinsi Hubei.
Mengutip Reuters, hingga 5 November, ada 918 kasus terkait penularan baru ini. Persisnya di 44 kota di 20 provinsi. Varian Delta menjadi penyebab gelombang kali ini.
"China menghadapi tantangan yang kompleks dan berat pada musim dingin ini dan musim semi berikutnya," kata seorang pejabat Komisi Kesehatan Nasional, dikutip Selasa (9/11/2021).
Worldometers mencatat terdapat total 97.885 kasus Covid-19 secara akumulatif sejak pandemi terjadi di akhir 2019. Tercatat 4.636 kematian.
Sementara itu, di sisi lain, CMA mengeluarkan peringatan badai salju oranye pertama musim dingin, tingkat tertinggi kedua, Minggu. Pusat itu memperkirakan badai di timur laut akan terjadi, dengan salju setebal 45 milimeter (1,8) inci di beberapa wilayah.
"Cuaca dingin juga terjadi dari Beijing ke Shanghai ke Guangzhou, menekan suhu hingga 14 derajat celcius pada Minggu," kata badan tersebut.
"Kita harus memberi perhatian pada dampak negatif ke pasokan energi, kesehatan manusia, kontrol pandemi, infrastruktur dan pertanian."
Produk domestik bruto (PDB) China di kuartal ketiga turun ke laju pertumbuhan yang paling lambat dalam setahun, sebesar 4,9%. Namun ekspor tetap kuat dan membantu mendorong pemulihan.
"Ekonomi China menunjukkan pola yang sama pada Oktober seperti pada bulan-bulan sebelumnya," kata Kepala Ekonom di Pinpoint Asset Management, Zhiwei Zhang, dimuat Finansial Times.
"Ekspor tetap kuat karena pulihnya permintaan global, sementara aktivitas domestik kemungkinan tetap didorong oleh wabah Covid regional."
(sef/sef)