
Tsunami Kebangkrutan Ngeri, Tiba-Tiba Ada 3 Mal Baru Mau Buka

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada akhir tahun ini ada tiga mal baru yang mau diresmikan pada wilayah Jabodetabek. Padahal 'tsunami kebangkrutan' masih terjadi karena banyaknya fenomena mal eksisting yang banyak berpindah tangan hingga ditutup di tengah pandemi.
Dari catatan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) setidaknya ada 7 mal dijual dan 1 mal ditutup. Namun masih banyak mal dalam proses penyelamatan atau ambil alih dalam penawaran dan tidak terdata, karena tidak semua pusat belanja yang mau dijual itu melapor kepada asosiasi.
Belum lagi jumlah ritel yang ditutup sudah sangat banyak termasuk di pusat perbelanjaan. Peritel besar seperti Matahari, Ramayana, Hero, Giant juga banyak yang sudah bertumbangan. Belum lagi peritel kecil yang sudah angkat kaki dari mal, namun penggantinya sudah tidak ada.
"Keluar masuk penyewa tenant itu biasa. Tapi yang jadi masalah sekarang nggak ada penggantinya," kata Ketua APPBI Alphonzus, Kamis (28/10/2021).
Namun ada proyeksi di akhir 2021, dilaporkan ada sebanyak 3 mal yang akan buka di Jabodetabek. Tiga mal itu adalah Aeon Tanjung Barat (Jakarta Selatan), Grand Dhika (Bekasi) dan Paradise Walk (Tangerang), seperti mengutip riset Colliers Indonesia.
Dari keterangan resmi, Aeon Mal Tanjung Barat dijadwalkan beroperasi pada November ini, setelah penundaan selama satu tahun. Konstruksi mal sudah selesai pada 2020 namun ditunda karena pandemi.
Begitu juga Grand Dhika City Mall milik Adhi Persada Properti, mal kecil yang menjadi penyangga kebutuhan apartemen TOD LRT, dan Paradise Walk juga ditargetkan beroperasi pada sisa akhir tahun ini.
Senior Associate Director Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto menjelaskan mal-mal yang mau buka itu sudah mendapatkan komitmen penyewa yang tinggi. Seperti Aeon dan Paradise bisa jadi sudah mengantongi komitmen penyewa hingga 70%.
"Mal-mal yang akan beroperasi digawangi developer-developer berpengalaman di dunia ritel seperti Lippo dan Jaya Properti, jadi sangat mungkin mereka punya koneksi yang cukup dengan retailer untuk meng okupansi mal mereka," kata Ferry, kepada CNBC Indonesia, Selasa (9/11/2021).
Ferry mengatakan mal baru itu ada precommitment atau komitmen sebelumnya dengan para peritel. Sehingga tidak asal membuka operasi tanpa perhitungan bisa menutupi ongkos operasinya atau tidak.
"Kalau kosong juga image-nya nggak bagus, mereka menghindari kesan dibuka tapi sepi," katanya.
Meski untuk membuat mall itu terisi penuh dengan penyewa tenant masih menjadi pekerjaan selanjutnya setelah mal beroperasi. Khususnya untuk mengisi ruang tenant yang kecil, yang biasa diisi bukan dari mereka besar.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Ada Lagi Mal Baru di Jakarta, Kota Ini Malah Tambah Lagi