Antrian Panjang di SPBU Sorong, Pertamina Bantah BBM Langka

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
Selasa, 09/11/2021 12:03 WIB
Foto: Foto/Erupsi Gunung Tangkuban Perahu, SPBU Pertamina Tetap Beroperasi/Dok. CSR Pertamina MOR III

Jakarta, CNBC Indonesia - Antrian panjang kendaraan bermotor untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan Fuel Terminal Pertamina Sorong, Papua Barat.

PT Pertamina (Persero) membantah antrian panjang ini terjadi akibat terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Hal tersebut disampaikan oleh Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting.

"Tidak (terjadi kelangkaan)," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (09/11/2021).


Dia mengatakan, sampai hari ini Pertamina masih terus melakukan penyaluran BBM ke SPBU. Kapal pengangkut BBM juga masih masuk ke Sorong dan akan disusul kapal berikutnya pada dua hari ke depan.

"Kita pastikan penyalurannya ke SPBU, diharapkan masyarakat tidak panik dan dapat membeli sesuai kebutuhan," tegasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, cadangan BBM di Sorong aman dan Pertamina akan terus suplai BBM di daerah tersebut.

"Stoknya aman, dan akan terus masuk suplai BBM-nya," tuturnya.

Sebelumnya, Komisi II DPRD Kota Sorong melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah SPBU dan Fuel Terminal Pertamina Sorong. Hal ini bertujuan untuk mengawasi distribusi dan pelayanan pengisian BBM yang dilakukan oleh pengendara kendaraan bermotor.

Anggota Komisi II DPRD Kota Sorong Syafruddin Sabonama menjelaskan, masyarakat Kota Sorong telah termakan berita bohong seputar kelangkaan BBM. Sebab, secara data ketersediaan BBM di sejumlah SPBU didapati pasokan yang masih aman.

"Antrean panjang kendaraan bermotor di sejumlah SPBU di Sorong ini disebabkan karena warga termakan informasi bohong yang tersebar mengenai kelangkaan BBM, dan untuk memastikan ini kami sidak ke SPBU. Dari penjelasan pihak SPBU yang kami kunjungi, SPBU Coco di Sorpus untuk stok premium 13 ton dan malam hari menerima pengiriman 10 ton," kata Syafruddin Sabonama, dalam keterangan tertulis, Selasa (9/11/2021).

Menurut Syafruddin, masyarakat kota yang masih labil sebab mudah terprovokasi.

"Dari kejadian antrean ini kita bisa melihat dua hal, yang pertama masyarakat Kota Sorong masih dapat dikatakan masyarakat labil, yang kedua, masyarakat Kota Sorong mau yang mudahnya saja. Maksudnya adalah masyarakat hanya mengambil informasi dan ditelan mentah-mentah tanpa mau crosscheck. Akhirnya semua menjadi latah ikut mengantri," lanjutnya.

Lebih jauh, berdasarkan catatan penjualan rutin harian di SPBU Coco di Sorpus sebanyak 30 kl, imbuhnya, tersisa sekitar 5 sampai 7 kl yang akan dijual di hari berikutnya. Bahkan di hari berikutnya, ada penambahan stok yang dikirimkan dari Fuel Terminal Pertamina Sorong, sedangkan SPBU Hanseng memiliki stok 10 ton, dan akan dikirim 10 ton stok tambahan.

Syafruddin juga menyebut, adanya indikasi permainan dari spekulan dengan memanfaatkan kepanikan warga sehingga bertindak curang dengan menampung BBM. Adapun BBM kemudian dijual dengan harga yang jauh lebih mahal dari harga normal.

Sementara itu, kata dia, Kapolres Sorong Kota, AKBP Ary Nyoto Setiawan akan menindak tegas pelaku penimbunan BBM dan menjual dengan harga yang berbeda.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina Masih Akan Tingkatkan Pasokan BBM 5 Tahun Ke Depan