
Ini Dia 'Raksasa' Nuklir Terbaru Dunia yang Bikin AS Was-Was

Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan teknologi persenjataan nuklir China telah membuat Amerika Serikat (AS) khawatir. Washington menyebut bahwa penambahan senjata nuklir rivalnya itu tumbuh dengan sangat signifikan.
Pentagon sendiri memprediksi China telah menggenjot persenjataan nuklir secara ekspansif dengan diprediksi memiliki 700 hingga 1.000 hulu ledak nuklir tahun 2030. Naik signifikan dari perkiraan tahun lalu 400 hulu ledak dalam 10 dekade mendatang.
"Selama dekade berikutnya China bertujuan untuk memodernisasi, mendiversifikasi dan memperluas kekuatan nuklirnya," kata laporan Pentagon, dilansir dari CNBC International, Minggu (07/11/2021).
AS menambahkan bahwa perkembangan nuklir ini sendiri merupakan program dalam koridor Beijing untuk membangun militernya menjadi pasukan kelas dunia di 2049.
"Pada 2027, China bertujuan untuk memiliki kemampuan melawan militer AS di kawasan Indo Pasifik dan memaksa Taiwan ke meja perundingan dengan persyaratan Beijing," kata laporan itu lagi.
"Meskipun China secara terbuka mengadvokasi unifikasi damai dengan Taiwan, China tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan militer... China memiliki berbagai opsi untuk kampanye militer melawan Taiwan termasuk potensi blockade udara dan laut hingga amfibi skala penuh."
Ini sendiri melengkapi data yang dimiliki AS mengenai kemampuan nuklir China. Juli lalu Federasi Ilmuwan Amerika (FAS) memberikan sebuah foto satelit yang menunjukkan citraan sebuah pangkalan rudal baru di wilayah Xinjiang China pada yang dapat mencakup 110 silo ledak.
Sementara itu, Financial Times menyebut bahwa China berhasil menguji kendaraan luncur hipersonik yang mampu membawa senjata nuklir beberapa pekan lalu. Dalam peluncuran, mereka menggunakan kendaraan yang diluncurkan dari sistem pengeboman orbital.
Meski begitu, hal ini dibantah oleh pemerintahan China. Pemerintah Xi Jinping menyebut tes merupakan uji coba pesawat luar angkasa dan bukan rudal hipersonik.
"Menurut pemahaman saya, tes ini adalah tes pesawat ruang angkasa rutin, digunakan untuk menguji teknologi pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali," kata juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian seperti diwartakan Reuters Oktober,
Mengutip data International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN), China telah menghabiskan sekitar US$ 10 miliar pada 2020 lalu untuk mengembangkan nuklir. Ini merupakan jumlah tertinggi kedua di dunia.
Meski begitu, jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan AS yang berada di posisi pertama. Paman Sam diyakini telah menghabiskan US$ 37,4 miliar untuk pengembangan senjata nuklir di tahun yang sama.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Endus Soal 'Raksasa' Senjata Nuklir, China Langsung Ngeles