Biden Pusing! AS Terancam 'Kiamat Babi', Lebih dari Covid?
Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) kini sedang menghadapi ancaman pangan terbaru. Negeri Paman Sam itu sedang dilanda kenaikan tajam harga daging babi.
Di negara bagian California, harga daging babi naik diketahui naik sekitar US$ 8. Kenaikan ini membuat beberapa pakar menyebutnya sebagai bacon apocalypse atau kiamat daging babi asap yang merupakan makanan khas negara bagian terpadat AS itu.
Kenaikan ini sendiri diakibatkan oleh beberapa hal. Pertama, ini merupakan turunan dari aturan kesejahteraan hewan yang berlaku di California.
Negara bagian yang merupakan pasar terbesar daging babi itu, berencana untuk menerapkan peraturan yang mewajibkan induk babi masing-masing diberi ruang. Setidaknya 24 kaki persegi dalam kandangnya.
"Beberapa produsen daging babi tidak akan membiarkan induk babi berbalik," kata Wakil Presiden Perlindungan Hewan Ternak untuk Masyarakat Manusiawi AS, Josh Balk, dikutip CNN International.
"Semuanya kembali ke titik itu dan terus terang, orang Amerika berpikir itu cara biadab untuk memperlakukan mereka."
Sebelumnya induk yang hamil hanya ditempatkan dalam kandang berukuran 7 kali 2 kaki. Kandang ini dapat memberi ruang untuk induk babi itu makan, berdiri, duduk, dan masalah.
Namun babi yang hamil tidak memiliki ruang untuk berjalan, bergerak bebas, bersosialisasi, dan membalik-balik. Itu dianggap kejam.
Selain itu, permasalahan pasokan yang terganggu serta inflasi yang dipicu oleh pandemi Covid-19 juga turut berkontribusi terhadap hal ini. Analis menganggap bahwa persoalan ini harus diselesaikan segera oleh pemerintah pusat dengan dalih bahwa daging babi merupakan bahan pangan yang sangat penting.
"Pada umumnya, akan ada dampak jangka panjang dari ini, apa pun yang terjadi," kata Trey Malone, asisten profesor di Departemen Pertanian, Pangan, dan Ekonomi Sumber Daya Universitas Negeri Michigan.
"Apa yang sebenarnya terjadi adalah kami pada dasarnya mencoba membatasi pilihan berbiaya lebih rendah. Orang miskinlah yang kemungkinan besar akan terpengaruh oleh kebijakan ini," tambahnya.
Sementara itu Covid-19 di AS masih cukup tinggi. Rata-rata kasus selama tujuh hari terakhir hingga 6 November, merujuk John Hopkins adalah 73.145 kasus baru.
Presiden AS Joe Biden pun pekan lalu mengeluarkan mandat baru akan mewajibkan vaksin untuk perusahaan swasta. Saat ini AS masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak dunia secara akumulatif sejak corona mewabah 2020, dengan 47,3 juta kasus dengan 775 ribu kematian.
(tps/sef)