Kiamat Batu Bara RI Kian Nyata, PLTU Pensiun Jadi 9,2 GW 2030

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
07 November 2021 10:50
Perjalanan PLN Pensiunkan PLTU Batu Bara
Foto: Infografis/ Perjalanan PLN Pensiunkan PLTU Batu Bara/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana Pemerintah Indonesia untuk keluar dari bisnis batu bara sepertinya tidak main-main.

Bila sebelumnya ditargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara yang akan dipensiunkan hingga 2030 sebesar 1 Giga Watt (GW) berdasarkan rencana PT PLN (Persero) atau bahkan 5,5 GW seperti diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, kini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahkan menargetkan dengan jumlah yang lebih besar.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut, sekitar 9,2 GW PLTU batu bara ditargetkan dapat diberhentikan lebih awal sebelum 2030.

Hal tersebut disampaikannya dalam "The Friends of Indonesia Renewable Energy (FIRE) Dialogues" dalam rangkaian KTT Iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia.

Arifin menyebut, rencana penghentian PLTU ini guna mencapai tujuan ekonomi rendah karbon dan net zero emission atau netral karbon di mana Indonesia menargetkan bisa mencapai netral karbon pada 2060 atau lebih cepat.

"Dengan mempertimbangkan peralihan lanskap energi global menuju ekonomi rendah karbon dan Net Zero Emission (NZE), Indonesia melakukan exercise kembali yaitu sekitar 9,2 Giga Watt (GW) Pembangkit Listrik Tenaga Uap dapat diberhentikan lebih awal sebelum tahun 2030," tuturnya, seperti dikutip dari laman Instagram resmi Kementerian ESDM @kesdm, Minggu (07/11/2021).

Menurut Arifin, kemitraan diharapkan mampu memenuhi komitmen Indonesia dalam mereduksi emisi gas rumah kaca sesuai Nationally Determined Contribution (NDC) pada 2030 sebesar 29% dari Business as Usual (BAU) dengan kemampuan sendiri dan 41% dengan bantuan internasional.

"Program ini diharapkan akan membantu kami mengembangkan Rencana Energi Jangka Panjang dalam memastikan pencapaian ambisi Indonesia, serta meningkatkan kerja sama dengan mitra domestik dan internasional," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Indonesia telah mengidentifikasi terdapat 5,5 GW PLTU batu bara yang bisa masuk dalam program pensiun dini PLTU selama delapan tahun ke depan. Adapun kebutuhan pendanaan untuk pemensiunan dini PLTU ini diperkirakan sebesar US$ 25 miliar hingga US$ 30 miliar.

"Di sektor energi Indonesia akan membuka peluang investasi untuk melakukan early retirement dari pembangkit batubara yang kemudian bertransisi ke energi terbarukan," ujar Sri Mulyani dikutip CNBC Indonesia dari akun instagramnya @smindrawati, Selasa (3/11/2021).

Dia pun mengungkapkan target lebih ambisius di mana RI bisa memensiunkan PLTU batu bara pada 2040, lebih cepat dari rencana awal pada 2056 mendatang.

"Kalau kita mau maju sampai 2040, maka kita perlu dana untuk pensiunkan batu bara lebih awal dan membangun kapasitas baru dari energi terbarukan," kata Sri Mulyani, seperti dikutip Reuters, Rabu (3/11/2021).

Sebelumnya, PT PLN (Persero) telah menyebut rencana waktu menuju penghentian PLTU.

Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan PLN akan mulai menggantikan PLTU dan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dengan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) sebesar 1,1 Giga Watt (GW) pada 2025 mendatang.

"Kami bangun time line, yakni 2025-2030 sudah haramkan PLTU baru, bahkan diharapkan di 2025 ada replacement (penggantian) PLTU dan PLTMG dengan pembangkit listrik EBT," kata Darmawan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (27/05/2021).

Selanjutnya, PLN menargetkan akan mempensiunkan PLTU Subcritical tahap I dengan kapasitas mencapai 1 GW pada 2030.

"Di 2030 retirement (pensiun) subcritical tahap pertama 1 GW," imbuhnya.

Lalu, mempensiunkan PLTU Subcritical tahap II dengan kapasitas 9 GW pada 2035. Dan pada 2040 ditargetkan bisa mempensiunkan PLTU Supercritical sebesar 10 GW.

Sementara PLTU Ultra Supercritical tahap I ditargetkan bisa dipensiunkan pada 2045 sebesar 24 GW dan PLTU Ultra Supercritical terakhir sebesar 5 GW bisa dipensiunkan pada 2055.

"Retirement PLTU Ultra Supercritical secara bertahap bisa dilaksanakan dari 2045-2056, dan pada akhirnya bisa mencapai carbon neutral pada 2060," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Benci Tapi Rindu, Batu Bara Jadi Lapangan Kerja Banyak Orang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular