Internasional

Semoga Corona Tamat! Ada Obat Pil Baru untuk Pasien Covid

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Sabtu, 06/11/2021 13:14 WIB
Foto: REUTERS/Andrew Kelly

Jakarta, CNBC Indonesia - Pfizer Inc kini bereksperimen membuat pil antivirus corona atau Covid-19. Bahkan pil yang dihasilkan diyakini 89% bisa mengurangi kemungkinan rawat inap dan kematian bagi orang dewasa yang memiliki komorbid atau penyakit parah.

Hasil uji coba Pfizer mengungguli pil serupa yang dibuat Merck & Co Inc (MRK.N), molnupiravir. Pil Pfizer tersebut kemudian diberi nama Pax Lovid.


Mengutip Reuters, Pfizer mengatakan pihaknya berencana untuk menyerahkan hasil uji coba sementara ke Food and Drug Administration (FDA). Uji coba pil dihentikan lebih awal karena tingkat keberhasilannya yang tinggi.

Presiden AS Joe Biden menyambut hal ini. Ia mengungkapkan pemerintah AS telah mengamankan jutaan dosis obat Pfizer tersebut.

"Jika disahkan oleh FDA, kami mungkin segera memiliki pil yang mengobati virus pada mereka yang terinfeksi. Terapi ini akan menjadi alat lain di kotak peralatan kami untuk melindungi orang dari hasil terburuk Covid," ujarnya seperti dikutip Reuters, Sabtu (6/11/2021).

Pil Pfizer diberikan dalam kombinasi dengan antivirus yang disebut ritonavir. Perawatan terdiri dari tiga pil yang diberikan dua kali sehari.

Pil Pfizer dan Merck sangat ditunggu-tunggu untuk merawat pasien positif Covid-19. Namun, data uji coba lengkap belum tersedia dari kedua perusahaan.



Chief Executive Officer Albert Bourla mengungkapkan Pfizer sedang dalam diskusi aktif dengan 90 negara mengenai kontrak pasokan untuk pilnya. "Tujuan kami adalah agar semua orang di dunia dapat memilikinya secepat mungkin," ujarnya.

Adapun, kata Bourla, untuk negara-negara berpenghasilan tinggi, Pfizer mengharapkan harga perawatannya mendekati harga obat Merck. Diketahui, harga kontrak Merck di AS adalah sekitar US$ 700 untuk terapi selama lima hari.

Untuk negara-negara berpenghasilan rendah, Bourla mengatakan Pfizer sedang mempertimbangkan beberapa opsi. "Tidak ada penghalang bagi mereka juga untuk memiliki akses," katanya.

Pfizer mengatakan mereka mengharapkan untuk memproduksi 180.000 kursus perawatan pada akhir tahun ini. Setidaknya 50 juta kursus pada akhir tahun depan, termasuk 21 juta pada paruh pertama tahun 2022.

Menurut Bourla, Pfizer juga sedang mempertimbangkan potensi menggandakan target manufaktur tahun depan. Antivirus perlu diberikan sedini mungkin, sebelum infeksi terjadi.

Kendati demikian, profesor pediatri di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford, Grace Lee mengungkapkan, vaksin masih menjadi senjata yang paling efektif dan andal untuk menekan penularan pandemi.

"Obat oral ini akan meningkatkan kemampuan kita untuk benar-benar mengurangi risiko penyakit parah, rawat inap, dan kematian yang sangat besar. Tapi, tidak akan mencegah infeksi," ujar Lee.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menkes Dipanggil Presiden, Lapor Soal Covid-19 & Cek Kesehatan