Dihantam Delta, Ekonomi Bali & Nusa Tenggara Balik Kontraksi

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
05 November 2021 14:40
People walk along the beach in Kuta, Bali, Indonesia on Thursday, Oct. 28, 2021. After a summer where COVID-19 infection and death rates soared, officials said this week that they are sticking to plans to allow travel with some limitations, and expects nearly 20 million people to vacation in the popular islands of Java and Bali. (AP Photo/Firdia Lisnawati)
Foto: AP/Firdia Lisnawati

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia beruntung, ekonomi pada kuartal III-2021 tidak kembali kontraksi pasca diberlakukannya pengetatan mobilitas untuk mengantisipasi lonjakan kasus positif covid-19. Dalam rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi mencapai 3,51%.

Akan tetapi bila dilihat secara parsial, masih ada daerah yang alami kontraksi. Adalah Bali dan Nusa Tenggara yang -0,09%. Padahal sebelumnya mampu tumbuh positif.

"Bali dan nusa tenggara masih kontraksi 0,09%," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jumat (5/11/2021)

Ekonomi Bali dan Nusa Tenggara diketahui memang bergantung terhadap mobilitas masyarakat. Maka dari itu, ketika pemerintah mulai pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, wilayah tersebut langsung terpukul.

Sumatera masih tumbuh positif 3,78% dan memberikan andil 21,9% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Jawa tumbuh 3,03% dengan andil 57,5%, Kalimantan tumbuh 4,52% dan andil 8,32%, Sulawesi tumbuh 4,5% dengan andil 6,98% dan Maluku dan Papua tumbuh 9,15% dengan andil 2,45%.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kuartal III-2021: Ekonomi Bali Minus, DIY & DKI Melorot Jauh

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular