Badai Kebangkrutan di RI Nyata, Mal-Coffee Shop Diobral Murah

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
05 November 2021 07:40
Suasana pusat perbelanjaan Cibinong Square, Cibinong, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Suasana pusat perbelanjaan Cibinong Square, Cibinong, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menjual aset properti menjadi salah satu cara agar bisa bertahan pelaku usaha pengelola mal hingga toko ritel. Fenomena tersebut kini terjadi di berbagai kota di Indonesia antara lain Bandung, Bogor, Jakarta dan lainnya.

Fenomena penjualan pusat perbelanjaan atau mal hingga ritel masih terus berlanjut hingga kini. Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonsus Widjaja mengungkapkan obral murah mal ini muncul akibat beberapa faktor.

"Saya kira penyebabnya ada dua hal yang utama, (pertama) pandemi Covid-19... dan kedua karena kinerja sebelum Covid-19 kurang maksimal, ini yang membuat masalah," katanya kepada CNBC Indonesia.

Kondisi keuangan dan performa perusahaan menjadi kunci. Jika sebelum pandemi sudah tidak dalam kondisi baik, maka saat pandemi datang kian mempersulit pelaku usaha. Hal berbeda terjadi pada mal yang memiliki performa lebih baik saat pandemi, kondisi yang sama terjadi pada para ritel di mal maupun di luar mal.

Banyak Toko Dijual

Banyak penyewa kios yang tidak sanggup meneruskan usahanya hingga harus over sewa atau menjualnya. Penyewa membanderol dengan harga yang miring.

Salah satu toko yang kini tengah dalam masa over sewa berada di Kemayoran, Jakarta Pusat, lokasi tepatnya di jl. Raya Suka Mulya I No. 8A dekat Utan Panjang. Penyewa sebelumnya menggunakan untuk usaha laundry baju maupun sepatu. Pemilik memutuskan untuk tidak melanjutkan sisa sewa yang tersisa selama beberapa bulan ke depan.

"Di over sewa/kontrak kios bekas usaha laundry sepatu include pintu kaca (tanpa isi) sisa 4 bulan sisa sewa. 4 bulan sebesar Rp 12 juta (per tahun Rp 36 juta)," tulis penyewa dilansir dari OLX.

Penyewa menawarkan calon investor baru dengan tambahan fasilitas yang ada, tentu dengan tambahan biaya, yakni AC Samsung 1/2PK sebesar Rp. 2 juta, meja kasir 115x50x110cm sebesar Rp. 1 juta, Ia mengklaim harga barunya mencapai Rp 2,1 juta.

"Mesin pengering helm 4 tungku Rp.5 juta (baru Rp 7 juta) serta Rak Etalase kaca Rp. 1 juta (baru 2,2 juta)," tulisnya.

Selain itu, di Cengkareng Jakarta Barat ada juga kios martabak yang akan dioversewa. Padahal, penyewa mengakui baru memperpanjang sewanya sebulan yang lalu. Namun, Ia menyarankan investor baru dilanjutkan oleh pedagang martabak agar bisa diambil semuanya.

"Baru di perpanjang 20 agustus 2021, masih ada sisa s/d 20 agustus 2022. Isinya kurang lebih kompor 3, loyang martabak telur besar, loyang martabak manis 22-24 (4 pcs), kulkas, freezer, kipas angin, dll peralatan lain nya, ukuran kios 2,4 x 6 m, toilet di dalam, over kios 32jt, nego sedikit, ," tulisnya.

Penyewa lain yang tengah berupaya dalam overkontrak adalah kedai kopi di Bekasi, lokasi tepatnya di Jl. Masjid Bojong, RT.007/RW.001, Bojong Rawalumbu. Meskipun bisnis di bidang kopi ini nampak tetap ramai dikunjungi anak muda kala pandemi, namun nampaknya tidak semua merasakan.

Penyewa overkontrak ruko dengan luas 3,5 m x 4,2 m dan Listrik 1300, sudah termasuk meja bar, meja dan kursi customer 4 set (2 set meja kecil, 2 set meja besar). Tidak ketinggalan, ada juga kanopi depan kios. Ia meminta harga Rp 25 juta namun tetap bisa negosiasi.

Penawaran-penawaran di atas hanya contoh dari sekian banyak toko toko ritel yang menjual gerai atau over sewa karena tak kuat lagi menahan tekanan bisnis di tengah pandemi. Kondisi semacam ini juga terjadi di kios-kios atau tenant di pusat perbelanjaan.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Ada Lagi Mal Baru di Jakarta, Kota Ini Malah Tambah Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular