La Nina Mulai 'Ngamuk', RI Siapkan Strategi Jaga Stok Makanan
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa La Nina bakal berlangsung pada akhir 2021 sampai awal 2022. Fenomena curah hujan tinggi ini diperkirakan berpengaruh pada produksi bidang pangan dan stok kebutuhan pokok.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan memperkirakan fenomena itu bisa saja berdampak terhadap sektor pangan, bahkan bukan tidak mungkin juga merembet kepada harganya di pasaran.
"Pengaruh musim akan berpengaruh. Secara menyeluruh pengaruh La Nina yang terjadi di negara-negara tertentu itu pasti akan berpengaruh. Itu kita perhatikan dalam jangka pendek dan panjang sehingga intervensi yang paling tepat itu apa, itu kita lakukan," kata Oke kepada CNBC Indonesia, Kamis (4/11/21).
Pilihan Redaksi |
Dampak La Nina bisa mengakibatkan produksi pertanian menjadi terganggu, baik menurunkan produktivitas hingga berpotensi gagal panen. Akibatnya stok persediaan pangan jadi menipis. Pihak yang dirugikan juga banyak, selain petani, masyarakat juga harus merogoh kocek lebih karena berkurangnya stok dan harga naik di pasar.
Saat ini, dua komoditas yang mengalami kenaikan tinggi adalah minyak goreng dan jagung. Di sini, intervensi Pemerintah mulai masuk dengan menugaskan Bulog agar membeli jagung sebesar Rp 6.000/Kg dari petani dan menyalurkannya sebesar Rp 4.500 ke peternak. Selisih itu yang menjadi intervensi pemerintah
"Untuk jagung sudah dengan menugaskan Bulog, minyak goreng yang kita pastikan saat ini jangan sampai kosong, stok harus ada sehingga roda perekonomian mulai geliat ini tetap gerak. Baru intervensi sambil monitor harga sejauh mana intervensi kita, intervensi macam-macam, ada operasi pasar, domestic market obligation, itu kita lihat apa yang paling tepat apa saat ini," kata Oke.
(hoi/hoi)