Internasional

Korsel Buat 'Paspor Vaksin' untuk Hidup dengan Covid-19

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
02 November 2021 11:05
A notice is seen at the entrance of a temporarily closed store at a shopping district in Seoul, South Korea, Sunday, Aug. 23, 2020. South Korea has added nearly 400 new coronavirus cases, counting its tenth straight day of triple-digit increases as the speed of viral spread nears the levels the country saw during the worst of its outbreak in spring. (AP Photo/Ahn Young-joon)
Foto: Wabah Virus Corona di Korea Selatan. (AP/Ahn Young-joon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Selatan (Korsel) kini meluncurkan aturan baru untuk hidup 'berdamai' dengan Covid-19. Negeri Ginseng bahkan mengenalkan 'paspor vaksin' seiring dengan pelonggaran pembatasan yang dilakukan.

Hal ini dilakukan pasca 75% populasi di negeri itu divaksin Covid-19. 'Paspor vaksin' akan menjadi fase awal dari upaya menghapus semua pembatasan sosial di Februari 2022.

Mengutip Reuters, ini merujuk bukti vaksinasi warga atau hasil tes Covid-19 negatif dalam waktu 48 jam. Bukti vaksin akan digunakan di tempat berisiko tinggi contohnya gym, sauna dan bar.

"Jalan kembali ke kehidupan normal, yang kita ambil perdana hari ini, adalah jalan yang belum pernah kita lalui," kata Menteri Kesehatan Korea Selatan Kwon Deok Cheol, dikutip Selasa (2/11/2021).

Selain paspor vaksin, pemerintah telah menarik kembali aturan jam malam di restoran dan kafe. Acara olahraga juga diperbolehkan menampung penonton dengan kapasitas 50%.

Pemerintah juga mencabut rekomendasi 30% pegawai kantor bekerja dari rumah. Sebanyak 100 orang dapat menghadiri acara music atau konser.

Meski demikian, masker tetap wajib dipakai. Ruangan harus mengatur ventilasi secara teratur dan tes harus dilakukan jika gejala muncul.

"Saya sedikit khawatir, tapi saya pikir, ini jalan untuk kembali normal," kata salah satu pemilik gym di Seoul. Yoo Byeong Gum.

Korsel memang tidak pernah melakukan lockdown seluruh negeri. Namun upaya pembatasan dilakukan seiring infeksi yang muncul.

Saat ini Korsel masih bergelut dengan gelombang terbaru Covid-19 yang muncul Juli. Karenanya pemerintah telah melakukan pembatasan pertemuan dan jarak sosial yang ketat.

Sementara itu, Juru Bicara Kemkes Son Young Rae mengatakan sistem media negeri itu saat ini mampu menangani 5.000 kasus baru sehari. Namun, jika jumlahnya naik 10.000, pemerintah akan menghentikan pelonggaran dan kembali menerapkan aturan darurat.

Korsel pada Minggu melaporkan 1.686 kasus baru. Sejak awal Covid-19 mewabah ada 366.386 kasus dengan 2.858 kematian.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Korsel Bangun Kota Metropolis Canggih di Atas Laut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular