RI Bahas Pertahanan Global & Pemulihan Ekonomi di KTT G20

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
02 November 2021 09:49
Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi. (Biro Pers Sekretariat Presiden/ Lukas)
Foto: Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi. (Biro Pers Sekretariat Presiden/ Lukas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan pentingnya penguatan arsitektur pertahanan global inklusif yang berpegang teguh pada prinsip solidaritas, keadilan, transparansi, dan kesetaraan. Hal ini sesuai yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam KTT G20 yang digelar di La Nuvola, Roma, Italia, pada Sabtu (30/10/2021).

Beberapa langkah yang diusulkan Jokowi, terang Retno, di antaranya membuat mekanisme penggalangan sumber daya kesehatan global, menyusun protokol kesehatan global untuk aktivitas lintas negara, dan mengoptimalkan peran negara-negara G20 dalam upaya mengatasi kelangkaan dan kesenjangan vaksin, obat-obatan, dan alat kesehatan esensial.

"Selain itu, presiden juga menekankan pentingnya mempercepat pemulihan ekonomi global yang lebih kuat, lebih inklusif, dan berkelanjutan," papar Retno dalam konferensi virtual, Minggu (31/10/2021).

Dalam KTT G20 ini juga dibahas mengenai pemberdayaan UMKM dan perempuan. Memberdayakan UMKM dan perempuan menjadi kebijakan sentral dalam percepatan pencapaian Sustainable Development Strategies Group (SDSG) di Indonesia.

Presiden juga menjelaskan beberapa kebijakan telah diterapkan dalam mendukung langkah itu.

"Antara lain melalui program bank wakaf mikro, program mekar, pembiayaan ultra mikro atau UMi, program kredit usaha rakyat (KUR), dan program-program yang terkait dengan digitalisasi," kata Retno.

Lebih lanjut, di sela-sela KTT G20, Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan berbagai negara, seperti Australia, Perancis, dan Turki.

Retno menjelaskan, dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison, beberapa hal yang dibahas mengenai rencana pembukaan perbatasan kedua negara, termasuk kerja sama vaccinated travel line dan pengakuan sertifikasi vaksin.

"Kemudian kerja sama ekonomi hijau sebagai bagian dari aksi bersama perubahan iklim. Kemudian kolaborasi di sektor ekonomi digital sebagai sektor potensial menghidupkan hub ekonomi Indonesia-Australia pasca pandemi," lanjutnya.

Menurutnya, Indonesia dan Australia juga telah menyepakati join statement ekonomi hijau dan transisi energi.

"Kedua negara sepakat untuk mengatasi perubahan iklim melalui kerja sama utk mengembangkan, mendanai dan berbagi teknologi rendah kalori dan mendukung infrastruktur yang mempercepat transisi energi rendah emisi," lanjut Retno.

Adapun dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron beberapa hal yang dibahas adalah kerjasama ketahanan, digitalisasi, dan ekonomi hijau.

"Selain itu, untuk menggunakan presidensi dengan Uni Eropa mulai Januari tahun depan untuk lebih memperkuat hubungan dengan Indonesia dengan ASEAN dan akan melakukan koordinasi dengan Indonesia dalam kapasitas sebagai ketua G20," ujarnya.

Jokowi berharap, melalui bantuan Prancis, Indonesia akan mempercepat penyelesaian negosiasi Indonesia-Uni Eropa CEPA. Sedangkan pertemuan bilateral antara Indonesia dan Turki membahas mengenai persiapan kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

"Beberapa hal yang dibahas untuk persiapan kunjungan antara lain, upaya untuk mempercepat negosiasi Indonesia-Turki CEPA dan akan direncanakan di-launch sebuah mekanisme high level dialog antara Indonesia-Turki," terang Retno.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Resmi Hadiri KTT G-20 di Roma

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular