Berton-Ton Es Greenland Mencair, Begini Efek Ngerinya ke RI!

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
01 November 2021 19:21
Icebergs are seen at the Disko Bay close to Ilulisat, Greenland, September 14, 2021. REUTERS/Hannibal Hanschke
Foto: REUTERS/HANNIBAL HANSCHKE

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah laporan terbaru menyebutkan bahwa 3,5 triliun ton lapisan es yang berada di Greenland telah mencair dalam 40 tahun terakhir. Hal ini diakibatkan oleh perubahan iklim yang menaikkan suhu di Bumi.

Mengutip AFP, laporan yang ditayangkan di jurnal Nature Communications, para peneliti mengatakan bahwa limpasan air lelehan Greenland telah meningkat sebesar 21%. Bahkan, sepertiga dari es yang hilang dalam dekade terakhir datang hanya dalam dua musim panas di tahun 2012 dan 2019

"Seperti yang telah kita lihat dengan bagian lain dunia, Greenland juga rentan terhadap peningkatan peristiwa cuaca ekstrem," kata Thomas Slater, dari Pusat Pengamatan dan Pemodelan Kutub Universitas Leeds dan penulis utama laporan tersebut dikutip Senin (1/11/2021).

"Saat iklim kita menghangat, masuk akal untuk berharap bahwa contoh pencairan ekstrem di Greenland akan lebih sering terjadi.".

Penulis tersebut menambahkan bahwa data satelit menjelaskan kemungkinan berapa banyak es yang hilang serta peningkatan permukaan air laut pada tahun tertentu.

"Perkiraan model menunjukkan bahwa lapisan es Greenland akan berkontribusi antara 3-23 cm terhadap kenaikan permukaan laut global pada tahun 2100," kata rekan penulis Amber Leeson, dosen senior Ilmu Data Lingkungan di Universitas Lancaster Inggris.

"Perkiraan limpasan antariksa baru ini akan membantu kita untuk memahami proses pencairan es yang kompleks dengan lebih baik ... dan hanya memungkinkan kita untuk memperbaiki perkiraan kenaikan permukaan laut di masa depan."

Sementara itu, naiknya permukaan air laut juga mulai memberikan ketakutan bahwa beberapa negara kepulauan di Pasifik akan tenggelam. Laporan dari Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menemukan bahwa dunia mungkin memanas hingga 1,5°C pada awal 2030-an. Kenaikan ini disebut sangat mengancam negara-negara kepulauan di Samudera Pasifik

"Dengan meningkatnya suhu di atas 1,5°C, masyarakat Pasifik kemungkinan besar akan mengalami dampak perubahan iklim yang semakin menghancurkan," ujar Profesor Mark Howden, wakil ketua Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim dan direktur Institut Solusi Iklim, Energi & Bencana di Universitas Nasional Australia.

Tak hanya Pasifik, ancaman perubahan iklim juga dialamatkan ke Indonesia. Hal ini diingatkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden beberapa bulan lalu. Biden menyebut bahwa Jakarta bisa tenggelam dikarenakan perubahan iklim yang saat ini sedang menghantui seluruh dunia.

"...Apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?"


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 7 Negara yang tidak ada Penambahan Kasus Covid-19 Hari ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular