Kasus Covid-19 Makin Landai & PPKM Longgar, Pengusaha Happy!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
27 October 2021 16:52
Suasana antrean panjang calon pembeli restoran Subway di Mal Cilandak Town Square, Jakarta, Jumat (15/10/2021). Tingginya minat masyarakat pada restoran sandwich cepat saji asal Amerika Serikat tersebut membuat antrian mengular hingga lebih dari 3 jam. Adapun restoran ini membuka gerai pertamanya setelah 20 tahun hengkang dari Indonesia. Dilokasi para pengunjung dibagi menjadi tiga antrean mulai dari antrean berdiri, duduk di koridor tengah dan antrean terakhir sebelum memasuki gerai. Padatnya pengunjung membuat pihak keamanan kesulitan dalam mengatur jaga jarak. 
  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Suasana Mal Cilandak Town Square, Jakarta, Jumat (15/10/2021). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki kuartal akhir tahun 2021, pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat. Di sektor ritel, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin mengaku optimistis dengan kondisi saat ini.

"Apa dasarnya optimis? Pelonggaran PPKM yang mulai melandai sehingga pemerintah menurunkan level, terbukti dengan mal banyak dibuka," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (27/10/21).

Selain itu faktor berikut adalah kegiatan lainnya yang mulai bergeliat, misalnya sekolah tatap muka. Kebijakan itu bakal berdampak domino terhadap banyak sektor, mulai dari tekstil, alas kaki hingga ritel.

Kebijakan yang tepat bakal membangkitkan ekonomi, termasuk dalam pemberian bantuan subsidi upah (BSU) yang sudah berlangsung beberapa waktu terakhir.



"Bantuan tunai juga berpengaruh pada daya beli masyarakat khususnya yang menengah ke bawah, mereka berharap dengan bantuan tunai dan itu bisa dibelanjakan lagi," jelas Solihin.

Ketika kebijakan seperti itu terus berlanjut, maka bakal berdampak pada daya beli. Itu juga bakal membawa pengaruh positif bagi pertumbuhan ekonomi, meskipun tidak semua perusahaan mendapatkan, bergantung pada manajemen di tiap-tiap perusahaan.

"Ekspansi kuartal IV gimana? Untuk perusahaan tertentu masih on the track, tapi banyak perusahaan yang nggak memperkirakan seperti ini jadi tergantung perusahaan yang mana," kata Solihin.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warga +62 Mulai Belanja Lagi Hingga ECB Kerek Suku Bunga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular