Harga Batu Bara Cs Melejit, Investasi? Suram Saudara-Saudara

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
26 October 2021 17:35
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas tambang, baik batu bara dan mineral, saat ini sedang melonjak tinggi. Bahkan, harga batu bara pernah sampai nyaris menyentuh US$ 300 per ton, tertinggi setidaknya sejak 2008 lalu.

Di tengah harga komoditas tambang yang bergairah, namun tidak demikian halnya dari sisi investasi.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sampai dengan triwulan III 2021, investasi sub sektor tambang mineral dan batu bara (minerba) baru mencapai US$ 2,7 miliar atau sekitar Rp 38 triliun (asumsi kurs Rp 14.100 per US$) atau hanya 62,7% dari target tahun ini US$ 4,3 miliar.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin.

Dia mengakui, khusus di sektor investasi tidak sebaik capaian lain, seperti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang sudah melebihi target.

"Investasi memang tidak sebaik capaian-capaian yang lain, dari target 2021 US$ 4,3 miliar, sampai triwulan III kami sudah capai US$ 2,7 miliar atau 62,7%," ungkapnya dalam konferensi pers secara daring, Selasa (26/10/2021).

Menurutnya, salah satu kendala yang dihadapi terkait investasi ini adalah pandemi Covid-19. Pihaknya juga akan meminta masukan dari berbagai pihak mengenai investasi di sektor tambang minerba.

"Kalau regulasi kejelasan sudah lebih jelas, kedua perizinan kami upayakan didukung, hal lain perlu diupayakan adalah berikan iklim investasi yang lebih nyaman bagi perusahaan-perusahaan," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini pemerintah juga mempertimbangkan membuat regulasi untuk pengajuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) di mana nantinya Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM yang akan memproses pengajuan AMDAL dan izin atau persetujuan penggunaan kawasan hutan ke Kementerian Lingkungan Hidup.

"Kalau dulu atau sekarang ajukan AMDAL, Penggunaan Kawasan Hutan (P2KH) atau Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) kami buat mekanisme baru, yang ajukan adalah pemerintah, Minerba yang komunikasi dengan LHK. Prinsip sudah menuju sana formalitas kami siapkan," lanjutnya.

Perlu diketahui, harga batu bara berhasil bangkit pada perdagangan awal pekan ini. Namun harga si batu hitam masih tertahan di bawah US$ 200/ton. Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 195,3/ton. Melesat 2,25% dari posisi akhir pekan lalu.

Harga batu bara tahun ini memang menggila. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga komoditas ini meroket 139,93%. Kombinasi pasokan dan permintaan jadi pendongkrak harga batu bara.

Sementara untuk komoditas mineral seperti emas, harga emas dunia turun tipis pada perdagangan pagi hari ini. Pada Selasa (26/10/2021) pukul 07:29 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.806,08/troy ons, turun tipis 0,08% dari posisi hari sebelumnya.

Komoditas tembaga harganya menguat pada perdagangan pagi ini terdorong permintaan sebagai lindung nilai dari inflasi dan kekhawatiran atas persediaan yang rendah.

Pada Selasa (26/10/2021) pukul 08.06 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.861,50/ton, naik 0,21% dibanding posisi kemarin.

Lalu untuk nikel, persediaannya jatuh ke level terendah sejak 2019 menjaga laju nikel pada tren bullish (penguatan) dan tetap terjaga di level US$ 20.000/ton.

Pada Senin (25/10/2021) pukul 14:10 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 20.015/ton, naik 1,4% dibanding harga penutupan akhir pekan lalu.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Melesu, Tapi Setoran Batu Bara Cs Tembus Rp 117 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular