AS Minta Korut Setop Uji Coba Rudal: Hentikan Provokasi!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
25 October 2021 13:40
Korea Utara melakukan uji coba nuklir, negeri itu meluncurkan rudal hipersonik. (via REUTERS/RAYTHEON MISSILES & DEFENSE)
Foto: Rudal hipersonik. (via REUTERS/RAYTHEON MISSILES & DEFENSE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Utara (Korut) semakin aktif menguji coba rudal. Beberapa hari lalu, negara yang dipimpin Presiden Kim Jong-Un itu menembakkan rudal balistik dari kapal selam untuk pertama kali dalam dua tahun.

Melihat hal ini, Amerika Serikat (AS) mendesak untuk menahan diri dan melakukan diplomasi nuklir, yang masih terhenti hingga kini. Hal ini disampaikan Sung Kim, utusan AS untuk Korut, saat membahas uji coba rudal dengan pejabat Korea Selatan (Korsel).

"Kami menyerukan DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea) untuk menghentikan provokasi dan kegiatan destabilisasi lainnya, dan sebagai gantinya, terlibat dalam dialog," kata Kim kepada wartawan, dikutip dari Associated Press (AP News), Senin (25/10/2021).

"Kami tetap siap untuk bertemu dengan DPRK tanpa prasyarat dan kami telah menjelaskan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki niat bermusuhan terhadap DPRK," lanjutnya..

Para pejabat Korsel mengatakan rudal yang ditembakkan dari kapal selam Korut tampaknya berada dalam tahap awal pengembangan. Ini menandai uji coba pertama yang diluncurkan di bawah air sejak Oktober 2019. Rudal yang ditembakkan dari kapal selam lebih sulit dideteksi sebelumnya.



Uji coba rudal Korut dikatakan melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang aktivitas apa pun oleh negara tersebut di bidang rudal balistik.

"Uji coba itu merupakan ancaman bagi komunitas internasional dan mengkhawatirkan serta kontraproduktif terhadap upaya untuk mempromosikan perdamaian di Semenanjung Korea," kata Kim.

Pembicaraan yang dipimpin AS untuk mengakhiri program nuklir Korut sebagian besar terhenti sejak awal 2019. Ini terjadi ketika pertemuan puncak antara Presiden AS sebelumnya Donald Trump dan Kim Jong-Un gagal karena perselisihan mengenai sanksi dari AS.

Pemerintahan Presiden AS saat ini, Joe Biden, berulang kali mengatakan siap untuk bertemu Korut "di mana saja dan kapan saja" tanpa prasyarat.

Namun, Korut mengatakan kembalinya pembicaraan tergantung pada AS yang membatalkan "kebijakan bermusuhan", yakni referensi yang jelas untuk sanksi dari AS dan latihan militer reguler antara AS dan Korsel.

Sebelum peluncuran rudal kapal selam, Korut juga telah menguji beberapa sistem senjata baru lainnya selama periode enam minggu. Ini termasuk rudal jelajah jarak jauh dan rudal hipersonik yang saat ini sedang dikembangkan.

Senjata-senjata itu berpotensi menempatkan sekutu AS, Korut dan Jepang dalam jangkauan serangan. Beberapa ahli mengatakan Korut kemungkinan menguji rudal yang bisa mencapai AS dalam beberapa minggu mendatang.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panas! AS Kritik Keras Korut yang Tembakkan Rudal 1500 Km

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular