
Ada Kabar Baik dari Sri Mulyani Soal Ekonomi RI, Simak!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memandang, saat ini ekonomi Indonesia sudah melampaui level sebelum terjadinya pandemi atau pra-prandemi Covid-19. Hal ini diungkapkan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sri Mulyani menjelaskan, aktivitas masyarakat saat ini sudah berangsur membaik. Kasus Covid-19 di Indonesia mulai melandai, kegiatan ekonomi serta penciptaan kesempatan kerja mulai pulih kembali.
"Indonesia melihat baik dari sisi konsumsi maupun dari sisi produksi, geliat masyarakat nampaknya sudah muncul, dan tentu dari sisi pemerintah menggunakan instrumen kebijakan, yaitu keuangan negara baik di pusat maupun di daerah," ujarnya.
Di tengah saat ini jumlah kasus Covid-19 yang terus melandai, Sri Mulyani berharap pemerintah daerah bisa menggunakan APBD-nya untuk kegiatan sosial dan pemulihan ekonomi, sama seperti yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
Dengan langkah-langkah pemulihan ekonomi yang dilakukan saat ini, dari kacamata Sri Mulyani, ekonomi tanah air bertahap mulai pulih kembali, dan momentum ini harus terus terjaga.
"Perekonomian Indonesia saat ini dibandingkan kondisi sebelum Covid-19, kita sudah bisa pulih atau dalam hal ini mengalami perbaikan yang melebihi kondisi sebelum Covid," ujar Sri Mulyani.
Tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II-2021 yang sudah tumbuh 7,1%. Realisasi pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada Kuartal II-2021 ini lebih unggul dibandingkan negara lain. "Banyak negara yang level PDB (Produk Domestik Bruto) riil-nya belum pulih, dibandingkan dengan kondisi sebelum terjadinya covid."
Sri Mulyani pun berharap pemulihan ekonomi akan kembali normal dalam range atau level kembali di atas 5%.
"Ini membutuhkan langkah-langkah yang luar biasa dari pemerintah terutama di dalam menggunakan instrumen keuangan negara yaitu APBN dan APBD," ujarnya.
Namun, lagi-lagi APBN dan APBD di masa ketidakpastian saat ini, terus di desain dalam situasi yang terus fleksibel. Maka dari itu, dalam situasi saat ini, kata Sri Mulyani bisa saja terjadi moral hazard atau penyelewengan.
"Oleh karena itu kombinasi di satu sisi melakukan fleksibilitas dari APBN dan APBD namun disisi lain tetap mengawal dengan pengawasan dan akuntabilitas yang baik menjadi sangat penting," ujar Sri Mulyani.
Adapun, pemerintah memproyeksikan perekonomian Indonesia dapat tumbuh di kisaran 3,7%-4,5% di akhir 2021 dan 5,2% pada tahun 2022. Proyeksi ekonomi Indonesia ini sejalan dengan ekspektasi pemulihan ekonomi global
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Skenario Terburuk Covid & Ekonomi dari Luhut dan Sri Mulyani
